Show simple item record

dc.contributor.advisorLestari, Yulin
dc.contributor.advisorBatubara, Irmanida
dc.contributor.authorIstiana, Nabella
dc.date.accessioned2019-06-11T03:19:42Z
dc.date.available2019-06-11T03:19:42Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97864
dc.description.abstractAktinobakteri dikenal sebagai mikrob penghasil senyawa bioaktif terbesar dan memiliki keragaman tinggi. Aktinobakteri dapat ditemukan hidup di tanah, air maupun sebagai endofit. Aktinobakteri endofit pada tanaman obat memiliki peranan dalam menghasilkan senyawa bioaktif. Artemisia vulgaris dengan nama lokal “baru cina” telah banyak digunakan dalam mengatasi penyakit, diantaranya antimalaria, antibakteri, antioksidan, antidiabetes dan antikanker. Senyawa bioaktif dari A. vulgaris diduga dapat terkait dengan asosiasi aktinobakteri endofit yang terdapat di dalam jaringan tanaman. Senyawa bioaktif yang dihasilkan aktinobakteri endofit diketahui memiliki beragam aktivitas biologis seperti yang dihasilkan tanaman inangnya. Namun demikian, informasi mengenai potensi senyawa bioaktif aktinobakteri endofit A. vulgaris belum banyak dikaji. Penelitian ini bertujuan mempelajari toksisitas ekstrak aktinobakteri endofit A. vulgaris dalam menghambat perkembangan organ ikan zebra (D. rerio) dan mengidentifikasi isolat terpilih menggunakan pendekatan molekuler. Embryo ikan zebra digunakan sebagai model dalam uji in vivo untuk mengetahui toksisitas senyawa bioaktif dari aktinobakteri endofit A. vulgaris. Sebanyak 13 isolat aktinobakteri endofit telah berhasil diisolasi dari tanaman A. vulgaris dan dilakukan skrining aktivitas supernatan aktinobakteri endofit dalam menghambat perkembangan embrio ikan zebra. Supernatan dari lima isolat menyebabkan kematian embrio ikan zebra dengan persentase berkisar 91-100%. Selanjutnya, supernatant lima isolat aktinobakteri tersebut diekstraksi dengan etil asetat dan dianalisis toksisitasnya berdasarkan nilai LC50. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai LC50 terendah yaitu sebesar 74.3 ppm dihasilkan oleh isolat AvIl-19. Ekstrak yang terakumulasi pada membran korion embrio ikan zebra akan memberikan efek malformasi pada perkembangan organ. Malformasi pada ekor, sumbu tubuh, jantung, kantung kuning telur, mata, notokorda dan sirkulasi darah teramati pada embrio yang terpapar ekstrak. Berdasarkan karakterisasi morfologi dan mikroskopis, tiga isolat yaitu AvIr-13, AvIcr-15, dan AvIr-17 memiliki kedekatan dengan genus Streptomyces, sedangkan dua isolat lainnya yaitu Avlcrs-18 dan AvIl-19 berkerabat dengan non-Streptomyces. Hal ini diperkuat dengan hasil sekuen gen 16S rRNA, yang menunjukkan bahwa tiga isolat (AvIr-13, AvIcr-15, AvIr-17) berkerabat dekat dengan Streptomyces hygroscopicus subsp. ossamyceticus sedangkan isolat Avlcrs-18 berkerabat dengan Micromonospora chersina dan AvIl-19 berkerabat dengan Microbacterium thalassium.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcApplied Microbiologyid
dc.subject.ddcActinobacteriaid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor Jawa Baratid
dc.titleToksisitas Aktinobakteri Endofit Artemisia vulgaris Terhadap Perkembangan Embrio Ikan Zebra (Danio rerio).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAktinobakteri endofitid
dc.subject.keywordArtemisia vulgarisid
dc.subject.keywordembrio ikan zebraid
dc.subject.keywordLC50id
dc.subject.keywordmalformasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record