Show simple item record

dc.contributor.advisorFahrudin, Achmad
dc.contributor.advisorZulbainarni, Nimmi
dc.contributor.authorKhumaera, Nur Ifra
dc.date.accessioned2019-06-11T03:18:49Z
dc.date.available2019-06-11T03:18:49Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97863
dc.description.abstractPerairan Makassar mendukung pesatnya pertumbuhan perikanan tangkap khususnya perikanan ikan pelagis dimana perairan ini berada di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 713 Selat Makassar sehingga mayoritas hasil tangkapan laut adalah ikan pelagis. Salah satu alat tangkap tradisional ikan pelagis yang bertahan di Perairan Makassar adalah bagan tancap. Berdasarkan DKP Sulawesi Selatan, jumlah unit bagan tancap terus menurun dimana pada tahun 2016, jumlah unit bagan tancap di Perairan Makassar mencapai 21 unit dengan produksi 91,6 ton. Bagan tancap merupakan alat tangkap tradisional Bugis–Makassar berupa rangkaian bambu berbentuk persegi empat yang ditancapkan sehingga berdiri kokoh di atas perairan, dimana pada tengah bangunan tersebut dipasang jaring dan dioperasikan menggunakan cahaya (Sudirman dan Achmar Mallawa, 2012). Ukuran mata jaring yang kecil menyebabkan rendahnya selektivitas jaring bagan tancap sehingga ikan belum layak tangkap (immature fish) dan ikan non-target (by catch) ikut tertangkap. Keberadaan perikanan bagan tancap dinilai kurang ramah lingkungan karena alat tangkap jenis ini tidak selektif pada mata jaring. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung nilai optimum penangkapan bagan tancap, menghitung nilai kehilangan ekonomi perikanan bagan tancap dan membuat model dinamik pengelolaan bagan tancap di Perairan Makassar. Penelitian ini dilakukan pada Maret – Juli 2018 dengan mengambil 2 kecamatan yakni Kelurahan Untia Kecamatan Biringkanaya dan Kelurahan Tallo dan Mangarabombang Kecamatan Tallo. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian survei. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di unit bagan tancap dan wawancara terhadap nelayan bagan tancap di Perairan Makassar. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling terhadap 10 nelayan bagan tancap dengan total jumlah unit bagan tancap adalah 21 unit. Nilai stok aktual pada bagan tancap adalah 513 ton dan 392 ton pada kondisi MEY. Besar upaya aktual bagan tancap adalah 1609 dan upaya MEY sebesar 2.484. Sumberdaya perikanan bagan tancap di Perairan Makassar belum mencapai tingkat overfishing pada level MEY atau MSY untuk cumi, ikan tembang dan ikan teri sehingga perlu ditingkatkan. Perlu adanya kebijakan menaikkan upaya penangkapan aktual ke level MEY sebanyak 876 trip. Nilai rata-rata potensi hilang atau kerugian lingkungan pada operasional bagan tancap tahun 2010 – 2016 di Perairan Makassar adalah Rp 466.450.00. Besarnya nilai potensi kehilangan bagan tancap sehingga perlu relokasi bagan tancap keluar nursery ground. Pengelolaan bagan tancap yang tepat dari subsistem ekologi, ekonomi dan sosial di Perairan Makassar adalah dengan mengubah rezim pengelolaan perikanan saat ini ke rezim pengelolaan MEY.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcTropical Marine Resource Economicid
dc.subject.ddcAnalysis Economicsid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcMakasar-Sulawesi Selatanid
dc.titleAnalisis Ekonomi Dan Kebijakan Pengelolaan Bagan Tancap Di Perairan Makassar.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBagan tancapid
dc.subject.keywordMSYid
dc.subject.keywordMEYid
dc.subject.keywordmultispesiesid
dc.subject.keywordPerairan Makassarid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record