dc.description.abstract | Pemanfaatan sel biofuel glukosa berbasis enzimatik menjadi salah satu
sumber energi alternatif berkelanjutan sekaligus mendorong terciptanya green
chemistry. Hal ini dikarenakan peran enzim sebagai katalis yang ramah lingkungan
untuk mengonversi ketersediaan glukosa dari berbagai biomassa. Glukosa oksidase
dari Aspergillus niger IPBCC.08.610 (GOD_IPBCC) merupakan oksidoenzim dari
Indonesia yang memiliki potensi untuk diaplikasikan sebagai bioanoda dalam sel
biofuel dengan secara efisien menghasilkan elektron hasil reaksi oksidasi dari β-Dglukosa.
Agar dapat diterapkan kedepannya, perlunya pemahaman dari aspek
hubungan struktur dan fungsi GOD_IPBCC yang dilakukan secara in-silico
sebelum melakukan eksperimen rekayasa protein di laboratorium. Dengan
mempelajari struktur tiga dimensi GOD_IPBCC melalui simulasi dinamika
molekul, maka informasi ditingkat molekular dapat diperoleh untuk menentukan
titik kestabilannya, sebagai tahapan penting untuk mendesain enzim rasional.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan struktur terbaik GOD_IPBCC
hasil pemodelan komparatif dan residu penentu termostabilitas struktur. Metode
penelitian terbagi menjadi dua tahap: (1) Konstruksi model GOD_IPBCC
berdasarkan similaritas penjajaran asam amino tertinggi terhadap struktur GOD
yang terdeposit di bank data protein (kode protein 1CF3 dan 5NIT) sebagai templat
dan simulasi referensi 300K selama 50 ns dari struktur terbaik; dan (2) melakukan
simulasi kestabilan termal GOD_IPBCC untuk tiap kenaikan temperatur 350K,
400K, dan 500K dengan waktu simulasi yang sama.
Hasil evaluasi kualitas struktur primer, sekunder, dan tersier menunjukkan
bahwa model GOD_IPBCC yang dikonstruksi dari 1CF3 (GOD_IPBCC_1CF3)
dipilih sebagai struktur terbaik, memiliki dua daerah fungsional dan tiga residu
katalitik yang mirip dengan struktur eksperimennya. Lebih jauh, secara keseluruhan
struktur enzim ini tidak mengalami perubahan konformasi yang signifikan hingga
akhir waktu simulasi, memberikan penjelasan bahwa struktur GOD_IPBCC_1CF3
bersifat stabil pada suhu lingkungan.
Simulasi kestabilan termal dari struktur terbaik mengungkap sejumlah residu
penstabil selama simulasi, sebagaimana dibuktikan dengan rendahnya fluktuasi
pada setiap varian suhu (bahkan 500 K). Bagian dari residu tersebut membentuk
koneksi jembatan garam untuk mempertahankan konformer heliks di daerah
pengikatan subtrat dan memengaruhi arsitektur residu katalitiknya. Ikatan hidrogen
antara E48 dengan gula ribosa selalu dipertahankan akan sifat termalnya dan
berperan penting dalam mengurangi fleksibilitas koenzim di situs aktif. | id |