Pengembangan Teknologi Pencahayaan untuk Perikanan Lift Net yang Hemat Energi dan Ramah Lingkungan
View/ Open
Date
2019Author
Susanto, Adi
Baskoro, Sumitro Mulyono
Wisudo, Hari Sugeng
Riyanto, Mochammad
Purwangka, Fis
Metadata
Show full item recordAbstract
Lift net merupakan salah satu teknologi penangkapan ikan dengan alat bantu
cahaya (light fishing) yang tersebar di berbagai wilayah pesisir Indonesia. Adanya
anggapan bahwa semakin terang cahaya yang digunakan akan meningkatkan hasil
tangkapan telah mendorong nelayan menggunakan lampu dengan jumlah dan daya
yang besar sehingga meningkatkan biaya operasional penangkapan. Padahal setiap
ikan memiliki preferensi dan sensitivitas berbeda terhadap rangsangan cahaya
yang diterimanya. Belum tersedianya lampu pemikat ikan (fishing lamp) yang
khusus dirancang untuk perikanan bagan menyebabkan lampu fluorescent (neon)
masih menjadi pilihan utama, meskipun tingkat konsumsi BBM dan energinya
tinggi serta memiliki umur teknis yang singkat. Perkembangan teknologi light
emitting diode (LED) telah mendorong berbagai penelitian untuk menghasilkan
fishing lamp yang lebih efektif, efisien dan ramah lingkungan untuk perikanan
bagan.
Lampu LED hanya membutuhkan daya rendah sehingga dapat
dikombinasikan dengan sumber energi terbarukan, salah satunya dengan baterai
air laut. Namun pemanfaatan baterai air laut pada penangkapan ikan belum
dilakukan, karena tingginya harga elektrode dan ketersediaannya terbatas.
Penelitian penggunaan LED pada perikanan bagan selama ini hanya menggunakan
aspek bobot hasil tangkapan sebagai tolok ukur efektivitas. Selain itu, aspek
respons, tingkah laku, adaptasi fisiologis retina, kesetaraan sebaran intensitas
cahaya yang digunakan serta rekayasa desain lampu yang dihasilkan juga belum
diperhatikan, sehingga kesimpulan yang diperoleh kurang relevan. Penelitian ini
bertujuan untuk menghasilkan teknologi pencahayaan berupa LED fishing lamp
dengan sumber energi dari baterai air laut yang efektif, efisien dan ramah
lingkungan untuk perikanan bagan di Teluk Banten.
Rekayasa desain baterai air laut dilakukan melalui uji coba laboratorium
untuk menentukan jenis dan kinerja bahan elektrode yang dikembangkan.
Pengamatan respons, tingkah laku dan adaptasi fisiologis mata ikan target
dilakukan di laboratorium, karamba penelitian dan uji coba penangkapan dengan
bagan tancap. Pengamatan respons tingkah laku ikan pada karamba penelitian dan
bagan tancap dilakukan menggunakan 360° imaging sonar dan side scan sonar.
Adaptasi fisiologis retina mata ikan target ditentukan berdasarkan nilai indeks kon
yang dihitung dari hasil histologi mata ikan sampel. Image analysis digunakan
untuk menentukan sebaran dan proporsi kelompok ikan zona pada pencahayaan
yang berbeda dan selanjutnya menjadi parameter untuk menentukan tingkat
efektivitas masing-masing lampu yang digunakan.
Rekayasa desain menghasilkan rancangan LED fishing lamp terbaik dengan
panjang penampang utama 600 mm yang dipasang dengan konfigurasi sejajar,
sehingga sebaran intensitas cahayanya dapat menjangkau catchable area bagan.
Baterai air laut dengan elektrode Cu-Zn yang disusun spiral memiliki kinerja
teknis yang lebih baik sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi LED
fishing lamp. Hasil penelitian menunjukkan susunan 5 sel baterai air laut mampu
menghasilkan listrik yang konstan dengan tegangan rata-rata 4.01 V dan arus
keluaran 646.92 mA. Nilai intensitas LED fishing lamp dengan energi dari
baterai air laut selama dua jam rata-rata sebesar 8 μW/cm².
Respons ikan terhadap LED fishing lamp warna hijau lebih cepat, lebih
stabil dan lebih konsisten baik pada skala laboratorium, karamba penelitian
maupun saat uji coba penangkapan dengan bagan tancap. Penggunaan LED hijau
juga menyebabkan waktu untuk mengkonsentrasikan ikan pada main zone lebih
singkat dibandingkan lampu lainnya. Efektivitas LED hijau juga ditunjukkan oleh
kondisi adaptasi fisiologis retina mata ikan yang lebih tinggi yaitu 92% untuk ikan
tembang, 91% pada ikan pepetek, 83% pada ikan selar, 33% untuk ikan belanak
dan 13% pada cumi-cumi.
Hasil uji coba penangkapan menunjukkan bahwa penggunaan LED fishing
lamp pada bagan tancap memiliki efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan lampu neon. Respons ikan lebih cepat dan ikan yang telah terkonsentrasi
pada main zone bertahan dengan pola tingkah laku renang yang stabil dan
konsisten terutama pada LED hijau. Produktivitas penangkapan dengan LED
fishing lamp juga lebih tinggi dibandingkan lampu neon. Nilai produktivitas LED
warna putih, biru dan hijau masing-masing 1 754 g/W; 1 532 g/w dan 2 155 g/W
sedangkan untuk lampu neon sebesar 65 g/W.
Pengukuran Technology Readiness Level (TRL) terhadap baterai air laut dan
LED fishing lamp menunjukkan bahwa baterai air laut berada pada TRL 5,
sedangkan LED fishing lamp memiliki nilai TRL 6. Artinya teknologi baterai air
laut dan LED fishing lamp masih membutuhkan uji terap pada lingkungan
sebenarnya dengan jumlah pengulangan yang lebih banyak. Uji terap dilakukan
untuk proses verifikasi dan validasi terhadap aspek teknis dan kinerja teknologi
pencahayaan yang dihasilkan sehingga pada digunakan pada perikanan bagan
tancap.
Collections
- DT - Fisheries [725]