Pengembangan Bioformulasi sebagai Perlakuan Benih untuk Mengendalikan Penyakit Hawar Daun Bakteri dan Meningkatkan Hasil Benih Padi
View/ Open
Date
2019Author
Mulyani, Yani
Ilyas, Satriyas
Machmud, Muhammad
Metadata
Show full item recordAbstract
Hawar daun bakteri (HDB) merupakan penyakit penting pada tanaman
padi yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo),
terutama di daerah tropis seperti Indonesia. Penyakit ini dapat menyerang seluruh
bagian tanaman padi mulai dari benih, bibit, dan tanaman dewasa, sehingga
menurunkan hasil padi serta kerugian ekonomi. Potensi rizobakteri Bacillus
subtilis 5B dan Pseudomonas diminuta A6 sebagai agens hayati telah dievaluasi
dapat mengendalikan penyakit HDB. Formula agens hayati dengan bahan
pembawa yang tepat dapat meningkatkan stabilitas produk dan daya hidup serta
tidak mempengaruhi efikasi agens hayati. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
umum untuk mendapatkan formula agens hayati terbaik guna meningkatkan
produksi benih padi serta menurunkan gejala serangan penyakit HDB.
Penelitian ini terdiri atas tiga percobaan, yaitu: 1) pengembangan
bioformulasi agens hayati Bacillus subtilis 5B + Pseudomonas diminuta A6 dalam
tiga jenis bahan pembawa (gipsum, talk, dan zeolit); 2) pengujian pengaruh
perlakuan benih dengan bioformulasi terhadap daya simpan benih padi IR64
selama 6 bulan penyimpanan, dan 3) pengujian pengaruh perlakuan benih dengan
bioformulasi terhadap pertumbuhan tanaman dan hasil benih padi di lapangan.
Daya simpan agens hayati tergantung pada bahan pembawa yang digunakan
dalam bioformulasi. Setelah disimpan selama 1 bulan, populasi agen hayati pada
bahan pembawa talk tertinggi (43.0 x 107colony forming unit (cfu)) sedangkan pada
zeolit (5.33 x 107 cfu) dan gipsum (0.47 x 107 cfu) lebih rendah dibandingkan
kontrol (16.0 x 107 cfu). Namun, populasi agens hayati mulai menurun seiring
dengan pertambahan periode simpan. Populasi agens hayati pada bioformulasi
talk pada bulan ketiga (1.15 x 107cfu) nyata lebih tinggi dibandingkan kontrol (1.0
x 107cfu) dan perlakuan lainnya 0.25 x 107 cfu pada zeolit dan 0 pada gipsum.
Benih yang telah diinokulasi dengan Xoo dan diberi perlakuan formula agens
hayati serta disimpan selama 6 bulan mengalami penurunan populasi Xoo dari
konsentrasi awal 4.9 x 108 cfu. Pengaruh perlakuan bioformulasi zeolit 2.5 g dapat
meningkatkan daya berkecambah benih (89.11%) dibandingkan kontrol (79.72%).
Perlakuan talk 5 g (daya berkecambah: 84.5%) dan gipsum 5 g (daya
berkecambah: 85.67%) memberikan pengaruh yang tidak berbeda dengan zeolit
2.5 g dalam meningkatkan daya berkecambah. Perlakuan bioformulasi gipsum 5 g
dapat meningkatkan indeks vigor benih (72%) dibandingkan kontrol (64%).
Perlakuan bioformulasi talk 2.5 g (67.61%), talk 5 g (70.28%), gipsum 1 g
(66.33%), zeolit 1 g (69.33%) dan zeolit 2.5 g (70.22%) memberikan pengaruh
yang tidak berbeda dengan perlakuan gipsum 5 g dalam meningkatkan indeks
vigor benih.
Secara umum, perlakuan benih dengan bioformulasi belum dapat
meningkatkan pertumbuhan bibit di persemaian. Namun, bibit yang diberikan
perlakuan bioformulasi talk 1 g menghasilkan tinggi bibit dan panjang akar tertinggi
dibandingkan kontrol dan perlakuan lainnya. Perlakuan benih dengan bioformulasi
talk 5 g menghasilkan jumlah anakan tertinggi (26) dibanding kontrol dan perlakuan
dengan bioformulasi lain. Keparahan penyakit HDB pada perlakuan benih dengan
formula talk 5 g juga paling rendah, yaitu 0.25%. Perlakuan benih dengan
bioformulasi berbahan pembawa talk 1 g dapat meningkatkan persentase gabah
bernas sebesar 25.6% dari perlakuan kontrol.
Collections
- MT - Agriculture [3695]