Show simple item record

dc.contributor.advisorSuwarno, Willy Bayuardi
dc.contributor.advisorAzrai, Muhammad
dc.contributor.authorSyah, Uswah Trywulan
dc.date.accessioned2019-05-25T02:43:36Z
dc.date.available2019-05-25T02:43:36Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97670
dc.description.abstractKebutuhan akan jagung masih tergolong tinggi di Indonesia dan di sejumlah negara di dunia karena jagung memiliki manfaat dalam pemenuhan kebutuhan pangan, pakan ternak, dan industri. Perubahan iklim memiliki dampak yang besar pada lingkungan pertanaman jagung karena curah hujan tinggi dapat menyebabkan terjadinya banjir dan lahan tergenang. Genangan air dapat menjadi masalah besar karena pada umumnya varietas jagung tidak toleran terhadap genangan air sehingga produksi dapat mengalami penurunan. Perakitan jagung hibrida yang adaptif terhadap cekaman genangan air merupakan solusi yang tepat dalam menghadapi permasalahan cekaman tersebut saat ini. Genotipe MGOLD dan DKL adalah genotipe hasil introduksi dari International Maize and Wheat Improvement Center (CIMMYT) yang merupakan genotipe yang toleran terhadap genangan air. Selanjutnya kedua genotipe tersebut disilangkan dengan genotipe-genotipe koleksi Balai Tanaman Serealia dan Institut Pertanian Bogor untuk membentuk hibrida. Beberapa varietas yang telah dirilis juga dilakukan pengujian terhadap cekaman genangan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter seleksi untuk adaptabilitas terhadap cekaman genangan air berdasarkan nilai korelasi terhadap hasil, mengidentifikasi hibrida jagung yang adaptif terhadap cekaman genangan air, dan membuat model regresi linear berganda untuk menduga besarnya hasil pada lingkungan genangan dan normal. Percobaan dilakukan di lapang dengan dua lokasi. Lokasi pertama yaitu di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) Maros, Sulawesi Selatan pada bulan April sampai dengan Juli 2017 untuk lingkungan normal. Lokasi kedua yaitu di Kebun Percobaan Sawah Baru, Bogor, Jawa Barat pada bulan Juni sampai dengan September 2017 untuk lingkungan normal dan cekaman genangan. Rancangan percobaan adalah alpha lattice dengan tiga ulangan dan empat blok dalam tiap ulangan pada lingkungan normal dan genangan. Data dianalisis menggunakan perangkat lunak SAS 9.0, META-R, dan STAR. Hasil penelitian di lapang menunjukkan bahwa karakter diameter tongkol dan jumlah biji per baris merupakan karakter yang dapat digunakan untuk menyeleksi genotipe jagung hibrida berpotensi hasil tinggi pada lingkungan normal dan cekaman. Hal ini karena kedua karakter tersebut memiliki nilai heritabilitas yang tinggi dan korelasi genotipik maupun fenotipiknya positif dan sangat nyata terhadap hasil. Genotipe jagung hibrida yang adaptif berdasarkan karakter hasil pada lingkungan cekaman genangan yaitu L15-1xMR14 dan L39-1xMR14, sedangkan pada lingkungan normal yaitu MGoldx9, L15-1xMR14 dan L39- 1xMR14. Genotipe yang baik pada kedua lingkungan yaitu MGoldx8, MGoldx9, MGoldx28, L15-1xMR14 dan L39-1xMR14. Hasil pipilan kering pada lingkungan cekaman genangan dapat diduga berdasarkan model regresi yang melibatkan bobot 1000 biji, kadar air, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah biji per baris dan rendemen (R2=0.77; P<0.01). Pada lingkungan normal, hasil dapat diduga dengan model regresi yang melibatkan kadar air, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris dan jumlah biji pada baris (R2=0.91; P<0.01). Hasil pada gabungan antar lingkungan dapat diduga berdasarkan karakter panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris, jumlah biji pada baris, dan rendemen (R2=0.89; P<0.01). Metode skirinig awal (early screening) fase vegetatif di rumah kaca merupakan metode seleksi yang bermanfaat untuk menyeleksi genotipe tanaman dalam jumlah banyak, dengan waktu seleksi relatif singkat dan biaya yang lebih murah. Pengetahuan akan karakter seleksi yang tepat adalah komponen penting yang harus diketahui sebelum melakukan seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakter seleksi yang dapat digunakan untuk melakukan skrining genotipe toleran cekaman genangan, mengidentifikasi genotipe jagung yang adaptif pada kondisi cekaman genangan dan menduga nilai respon terhadap seleksi tak langsung terhadap hasil pada kondisi cekaman genangan. Percobaan dilaksanakan pada dua lingkungan yaitu normal dan genangan. Seleksi dilakukan ketika tanaman berada pada fase vegetatif V2. Percobaan dilaksanakan di Rumah Kaca Cikabayan, Bogor, Jawa Barat pada bulan Desember 2017 sampai dengan Januari 2018. Hasil dari percobaan skrining mengindikasikan bahwa karakter bobot kering akar pada kondisi normal dapat dijadikan sebagai karakter seleksi untuk memilih genotipe yang adaptif terhadap cekaman genangan air, karena memiliki nilai heritabilitas yang tinggi dan nilai korelasi positif yang sangat nyata dengan hasil pipilan kering. Seleksi 25% terhadap karakter bobot kering akar mengidentifikasi lima genotipe yang adaptif terhadap lingkungan cekaman genangan, yaitu DKLx30, DKLx11, MGoldx37, MGOldx41, dan IPB L15-1 x MR14. Nilai duga respon terhadap seleksi tak langsung yang diperkirakan berdasarkan nilai rata-rata hasil dari kelima genotipe adalah sebesar 0.57 ton ha-1.. Hal ini mengindikasikan kemungkinan penggunaan bobot kering akar untuk meid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcPlant biotechnologyid
dc.subject.ddcWaterlogging Stressid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleAdaptabilitas Genotipe Jagung (Zea mays L.) terhadap Cekaman Genangan Air.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordadaptabilitasid
dc.subject.keywordkarakter seleksiid
dc.subject.keywordskriningid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record