Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Untuk Meningkatkan Pendapatan Petani Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
View/ Open
Date
2019Author
Anari, Oktovianus
Suryahadi
Pandjaitan, Nora Hendriana Pandjaitan
Metadata
Show full item recordAbstract
Usaha peternakan sapi potong merupakan komoditas sub-sektor peternakan,
yang sangat potensial dan strategis.Pembangunan peternakan mempunyai prospek
sangat baik di masa depan karena permintaan bahan-bahan yang berasal dari
ternak sangat meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk,
pendapatan dan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan bergizi
tinggi. Hal ini merupakan pengaruh dari naiknya tingkat pendidikan dan
pendapatan rata-rata penduduk. Dirjen Peternakan melaporkan bahwa potensi
besar pengembangan peternakan ruminansia kemungkinan berasal dari peternakan
rakyat (skala usaha), karena 90% produksi sapi bakalan dalam negeri diperoleh
dari peternak rakyat. Impor daging sapi untuk memenuhi kebutuhan pasar masih
terus dilakukan, karena peternak sapi lokal Indonesia masih belum mampu
menghasilkan daging dengan mutu premium.
Kabupaten Manokwari merupakan basis pemeliharaan ternak sapi potong,
serta produksi bibit, pakan dan sarana produksi ternak (sapronak). Penanganan
pascapanen memegang peran sangat penting untuk meningkatkan pendapatan
petani dan nilai tambah (value added) bagi daging sapi. Kegiatan tersebut perlu
dilakukan secara terintegrasi agar terbentuk sistem usaha pemeliharaan ternak
sapi yang baik
Tujuan penelitian adalah (1) mengidentifikasi faktor-faktor yang
memengaruhi pengembangan usaha pemeliharaan ternak sapi potong, dan (2)
menyusun strategi pengembangan usaha ternak sapi potong yang tepat untuk
Kabupaten Manokwari. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner. Jumlah responden sebanyak 3 peternak di Distrik Prafi.
Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis : (1) EFE (external
factor evaluation) dan IFE (internal factor evaluation), (2) matriks internal
external (IE) untuk melakukan pemetaan terhadap hasil IFE dan EFE; (3) SWOT
(strengths, weaknesses, opportunities, threats) untuk menyusun skala usaha
pemeliharaan ternak sapi potong dan (4) QSPM (Quantitative Strategic Planning
Matrix) untuk menganalisis beberapa alternatif dan menetapkan strategi
pengembangan ternak sapi potong yang tepat.
Berdasarkan hasil analisis dengan matriks IFE dan EFE, didapatkan nilai
masing-masing 2.55 dan 2.45. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan usaha
ternak sapi potong di Kabupaten Manokwari Papua Barat berada pada posisi
pertumbuhan dan stabil (2,00 – 2,99) dalam merespon kekuatan dan peluang, serta
meminimalkan kelemahan dan ancaman eksternal.
Dan hasil analisis dengan matriks SWOT diperoleh beberapa strategi yaitu:
(1) memperluas pengembangan sapi potong, (2) meningkatkan mutu hasil ternak
sapi potong, (3) memperkuat permodalan agar dapat bersaing, (4) meningkatkan
volume penjualan, (5) menyediakan informasi dalam meningkatkan penjualan, (6)
mengembangkan peternakan berbasis sumberdaya ternak lokal, (7) melakukan
pembinaan usaha ternak sapi potong, (8) meningkatkan pelayanan dalam
pemasaran ternak sapi potong, (9) menciptakan situasi kondusif dalam pemasaran
ternak sapi potong, (10) menyusun sistem informasi pemasaran ternak sapi
potong, (11) meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan (12) meningkatkan
jaringan kemitraan.
Berdasarkan ke 12 alternatif strategi tersebut lalu dilakukan analisis dengan
matriks QSPM, dan diperoleh tiga prioritas alternatif strategi yang tepat untuk
diimplementasikan, yaitu (1) Memperkuat permodalan agar dapat bersaing, (2)
Memperluas pengembangan usaha sapi potong, dan (3) Meningkatkan kualitas
hasil ternak sapi potong. Hasil ini sesuai dengan hasil strategi SWOT dimana
strategi SO memiliki skor tertinggi diantara strategi yang lain dan yang menjadi
prioritas strategi adalah memperluas pengembangan usaha sapi potong.
Collections
- MT - Professional Master [880]