Show simple item record

dc.contributor.advisorPerwitasari, Dyah
dc.contributor.advisorAtmoko, Sri Suci Utami
dc.contributor.authorSapari, Iman
dc.date.accessioned2019-05-23T06:37:24Z
dc.date.available2019-05-23T06:37:24Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97628
dc.description.abstractOrangutan (Pongo pygmaeus) merupakan primata arboreal pemakan buah (frugivora) yang hidup semi soliter. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap populasi yaitu nilai kepadatan orangutan pada suatu wilayah. Kepadatan dan pergerakan orangutan dipengaruhi oleh ketersediaan buah. Penebangan hutan menyebabkan penurunan kualitas habitat orangutan yang berdampak pada berkurangnya tumbuhan buah pakan orangutan seperti Ficus spp. dan liana. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hilangnya habitat tersebut diantaranya adalah penebangan kayu, kebakaran hutan, perambahan dan konversi untuk perkebunan serta pemukiman manusia. Hulu Belantikan merupakan satu-satunya blok kawasan hutan dataran rendah di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, dengan status areal Hutan Produksi Terbatas (HPT). Bentang alam Belantikan dimulai dari daerah Arut Belantikan hingga Bukit Rangga dan Bukit Perai di Provinsi Kalimantan Barat. Arut dan Belantikan diketahui memiliki populasi orangutan P. p. wurmbii terbesar di luar kawasan konservasi. Kepadatan populasi P.p. wurmbii di Arut-Belantikan, berjumlah 6000 individu pada habitat seluas 5100 km2. Hal ini menjadikan wilayah tersebut sebagai habitat penting bagi konservasi orangutan. Sampai saat ini kegiatan pemanenan kayu dengan sistem tebang pilih/selective logging dan penambangan bijih besi masih berlangsung pada kawasan Belantikan. Penelitian ini bertujuan menganalisis kepadatan populasi orangutan dan hubungan antara fluktuasi kelimpahan tumbuhan berbuah dengan sarang baru orangutan pada tiga blok penebangan (2009-2010, 2012-2013, 2013-2014) dan hutan lindung (eks tebangan tahun 1970-an) di Hulu Belantikan. Penelitian dilaksanakan pada periode Bulan Desember 2013-Oktober 2014, di Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) di Hulu Belantikan. Transek pengamatan dibuat di wilayah konsesi PT. Karda Traders, yang terdiri dari : 1. blok tebangan 2009-2010, 2. blok 2012-2013, 3. blok 2013-2014 dan kawasan Hutan Lindung (HL) bekas tebangan tahun 1970-an, Kecamatan Belantikan Raya, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Pengamatan kepadatan orangutan dan sarang baru dilakukan dengan metode jalur (line transect), berdasarkan perhitungan sarang (nest count). Di setiap lokasi masing-masing dibuat 4 jalur pengamatan dengan panjang 1 km per jalur dengan jarak antar jalurnya 500 meter. Khusus untuk sarang baru pengamatan dilakukan secara berkala setiap bulan pada setiap jalur. Setiap sarang baru yang ditemukan diberi pita penanda untuk mencegah pengulangan pencatatan pada bulan selanjutnya. Untuk melihat hubungan kualitas habitat orang-utan dan sarang baru, dilakukan pengamatan secara berkala ketersediaan tumbuhan berbuah dengan metode fruit trail. Penggunaan metode tersebut menghasilkan data kelimpahan tumbuhan berbuah per km sepanjang jalur pengamatan. Untuk mengetahui perbandingan kepadatan populasi orangutan di setiap lokasi pengamatan blok penebangan 2009-2010, 2012-2013 dan 2013-2014 serta HL dilakukan uji ANOVA. Korelasi atau hubungan antara kelimpahan tumbuhan berbuah setiap transek dan sarang baru orangutan dianalisis dengan uji korelasi Spearman.Analisis statistik ini menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistic Programme for Scientific and Social Science) versi 23. Penelitian ini mencatat, jumlah sarang terbanyak dijumpai di hutan lindung (n= 98) dan jumlah sarang terendah dijumpai di blok tebangan 2013-2014 (n= 25). Nilai kepadatan orangutan pengamatan, di HL adalah yang tertinggi 4,8 ind/km2 dan terendah di blok 2013-2014 sebesar 0,4 ind/km2. Hasil ini mengindikasikan bahwa penebangan kayu yang sedang berlangsung sangat berpengaruh terhadap populasi orangutan. Berdasarkan hasil Fruit trail tumbuhan berbuah pada lokasi survei di HL dan Blok penebangan (2009-2010, 2012-2013 dan 2013-2014), diperoleh 130 spesies tumbuhan berbuah yang terbagi menjadi 43 famili. Kelimpahan tumbuhan berbuah bulanan tertinggi diperoleh pada lokasi blok HL dan blok tebangan 2009-2010 (59 dan 49,25 tumbuhan berbuah/km). Hasil uji korelasi Spearman antara jumlah sarang baru orangutan (A dan B) dengan kelimpahan tumbuhan berbuah pada keempat lokasi penelitian tidak terdapat perbedaan yang signifikan (P>0,05). Kondisi ini berhubungan dengan kondisi kelimpahan tumbuhan berbuah yang merata pada areal penelitian.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimal Bioscienceid
dc.subject.ddcOrangutanid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcKalimantan Tengahid
dc.titleKepadatan Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus wurmbii) dan Hubungan Fluktuasi Kelimpahan Tumbuhan Berbuah dengan Sarang Baru di IUPHHK-HA Hulu Belantikan Kalimantan Tengahid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordOrangutan kalimantanid
dc.subject.keywordkepadatanid
dc.subject.keywordhutan produksiid
dc.subject.keywordtumbuhan berbuahid
dc.subject.keywordfluktuasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record