Show simple item record

dc.contributor.advisorMunif, Abdul
dc.contributor.advisorTriwidodo, Hermanu
dc.contributor.authorSaptayanti, Nelly
dc.date.accessioned2019-05-23T01:14:01Z
dc.date.available2019-05-23T01:14:01Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97622
dc.description.abstractPestisida banyak digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman bawang merah. Hingga saat ini penggunaan pestisida di tingkat petani bawang merah masih tinggi walaupun program Pengendalian Hama Terpadu telah resmi diperkenalkan sejak awal tahun 1990. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pola penggunaan pestisida petani bawang merah di Kabupaten Brebes dan Nganjuk sebagai daerah sentra produksi serta hubungannya dengan implementasi kebijakan mengenai pestisida di Indonesia. Pengumpulan data melalui metode wawancara dengan panduan kuesioner terstruktur, pengamatan langsung di lapangan, dan studi literatur. Responden di masing-masing kabupaten sebanyak 30 orang ditentukan secara disengaja, yaitu terhadap petani bawang merah yang menggunakan pestisida minimal dalam waktu 1 tahun terakhir. Hasil penelitian menunjukkan adanya kesamaan pola penggunaan pestisida pada petani bawang merah di Kabupaten Brebes dan Nganjuk. Kesamaan tersebut terdapat pada sikap dan tindakan petani dalam menggunakan pestisida. Lebih dari 80% petani menyetujui bahwa pestisida adalah metode paling efektif dalam pengendalian OPT pada tanaman bawang merah dan 90% petani masih menggunakan pestisida setiap musim tanam serta mencampur 2-8 formulasi pestisida dalam 1 kali aplikasi. Selain itu, lebih dari 52% petani menggunakan pestisida yang tidak diizinkan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Petani secara umum mengetahui bahaya pestisida bagi kesehatan dan lingkungan serta menyetujui pentingnya penggunaan alat pelindung diri, tetapi tindakannya masih belum sesuai dengan rekomendasi. Upaya sosialisasi dan pendampingan berkelanjutan kepada petani mengenai penggunaan pestisida yang tepat dan bijaksana harus terus dilakukan walaupun pengetahuan dan sikap petani hanya memberikan pengaruh sebesar 49,1% terhadap perubahan tindakan petani dalam menggunakan pestisida. Kebijakan mengenai pestisida mengalami beberapa kali peninjauan ulang seiring dengan perkembangan teknologi, hasil penelitian, dan laporan tentang dampak pestisida terhadap lingkungan. Koordinasi antara kementerian/lembaga yang berkepentingan, perusahaan pestisida, dan masyarakat perlu dioptimalkan untuk memperbaiki implementasi kebijakan pestisida terkait pendaftaran, produksi, peredaran, penggunaan, dan pengawasannya. Pestisida sebagai bahan beracun dan berbahaya harus ditegaskan kembali untuk menjadi peringatan bagi semua pihak, bahwa pengelolaannya memerlukan perhatian khusus dan serius. Selain itu, perlu dilakukan berbagai upaya pendekatan agar petani menerapkan prinsip pengendalian hama terpadu dalam memilih tindakan pengendalian OPT di lahannya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcPest Controlid
dc.subject.ddcPesticide Policyid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBrebes-Jawa Baratid
dc.titlePola Penggunaan Pestisida pada Petani Bawang Merah dan Hubungannya dengan Implementasi Kebijakan Pestisidaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkebijakan pestisidaid
dc.subject.keywordpengendalian hama terpaduid
dc.subject.keywordperlindungan diriid
dc.subject.keywordpestisida terdaftarid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record