Pengelolaan Daerah Penyangga Taman Nasional Manusela untuk Konservasi Kakatua Maluku (Cacatua moluccensis, Gmelin 1788).
View/ Open
Date
2019Author
Sudrajat, Iyat
Arief, Harnios
Sunarminto, Tutut
Metadata
Show full item recordAbstract
Kakatua maluku (Cacatua moluccensis, Gmelin 1788) merupakan salah satu burung endemik di Pulau Seram dan menjadi identitas regional Provinsi Maluku sehingga Taman Nasional (TN) Manusela menetapkan spesies tersebut menjadi flagship dan key species kawasan. Status kelangkaan kakatua maluku berdasarkan CITES pada tahun 1992 (UNEP-WCMC, 2014) yaitu Appendix I, kemudian IUCN Redlist pada tahun 2013 menetapkan statusnya menjadi Vulnerable (BirdLife International, 2016) dan Pemerintah Indonesia menetapkan status sebagai spesies dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999. Berbagai peraturan yang ditetapkan oleh organisasi internasional dan Pemerintah Republik Indonesia untuk perlindungan spesies kakatua maluku menjadi upaya untuk menanggulangi perburuan dan penjualan ilegal kakatua maluku.
Perburuan kakatua maluku sangat rentan terjadi di daerah penyangga kawasan TN Manusela karena kakatua maluku banyak ditemukan mencari makan di kebun buah milik masyarakat yang berbatasan langsung dengan TN Manusela. Pengawasan terhadap daerah penyangga TN Manusela juga tidak terpantau dengan baik oleh Balai TN Manusela dan BKSDA Maluku karena belum ada kebijakan tentang pengelolaan daerah penyangga untuk konservasi spesies. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini menjadi penting untuk mengetahui populasi dan kondisi habitat kakatua maluku serta interaksi antara masyarakat dengan kakatua maluku di daerah penyangga kawasan TN Manusela sehingga menghasilkan bentuk program konservasi kakatua maluku yang tepat dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Kakatua maluku (Cacatua moluccensis) ditemukan sebanyak 11 ekor dengan komposisi 5 pasang dan 1 individu pada daerah penyangga kawasan TN Manusela di wilayah Desa Masihulan dengan frekuensi perjumpaan 16 individu/km2 dan tingkat kepadatan populasi sebesar 22,04 individu/km2. Kondisi populasi kakatua maluku menurun jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu oleh Kinnaird et al. (2003) pada lokasi yang sama dengan diperkirakan antara 0,93 sampai dengan 17,25 individu/km2 dan kepadatan rata-rata sekitar 7,87 individu/km2 serta kepadatan 24,49 individu/km2 pada wilayah Desa Sawai yang saat ini menjadi wilayah Desa Masihulan (Lelloltery et al., 2006). Kakatua maluku dapat dijumpai pada ketinggian 15 - 232 mdpl dan kelerengan 3,16 – 73,21%. Sebanyak 54% berada pada kelas lereng 10,62 – 23,54%. Kakatua maluku bersarang pada 4 jenis pohon yaitu Pometia pinnata, Octomeles sumatrana, Shorea selanica, Canarium vulgare dengan karakteristik memiliki diameter lebih dari 50 cm dan tinggi lebih dari 15 meter.
Pemilihan dan preferensi habitat kakatua maluku berdasarkan Indeks Jacobs dan Indeks Neu untuk tempat mencari pakan dan bersarang menunjukan hasil analisis yang sama. Kakatua maluku lebih memilih dan menyukai tempat mencari pakan di Hutan Lindung dan tutupan lahan Hutan Lahan Kering Sekunder
ii
sedangkan untuk lokasi bersarang pada Hutan Lindung dan Hutan Lahan Kering Primer. Pola sebaran spasial kakatua maluku berdasarkan metode Rasio Ragam dan Indeks Morissita yaitu mengelompok. Kakatua maluku pada umumnya tidak ditemui sedang sendiri dalam suatu lokasi, melainkan selalu berkelompok minimal berdua dengan pasangannya.
Kondisi populasi kakatua maluku di daerah penyangga kawasan TN Manusela cukup memprihatinkan. Namun demikian terdapat harapan peningkatan populasi karena berdasarkan penelitian ini ditemukannya lima pasang kakatua maluku yang sedang bersarang dengan asumsi keberhasilan perkembangbiakan berjalan dengan baik. Kegiatan konservasi secara kolaboratif dengan masyarakat Desa Masihulan dan pihak lain yang terkait sangat diperlukan sebagai upaya pelestarian populasi kakatua maluku karena keberadaannya di daerah penyangga kawasan TN Manusela sangat rentan dari gangguan masyarakat. Upaya yang harus dilakukan yaitu (1) pemantauan populasi kakatua maluku serta tumbuhan yang digunakan sebagai tempat bersarang dan sumber pakan, (2) penyadartahuan dan pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian spesies endemik melalui program ekowisata dan penangkaran satwa berbasis masyarakat, (3) serta penguatan penegakan untuk memperkuat program konservasi spesies kunci dari TN Manusela oleh BKSDA, Balai TN Manusela dan unsur pemerintahan setempat.
Collections
- MT - Forestry [1419]