Show simple item record

dc.contributor.advisorSumawinata, Basuki
dc.contributor.advisorDjajakirana, Gunawan
dc.contributor.authorSilaen, Yoshua Cristianto Fransiscus
dc.date.accessioned2019-05-20T04:31:48Z
dc.date.available2019-05-20T04:31:48Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97589
dc.description.abstractKelapa sawit merupakan tanaman yang memiliki perakaran aktif di permukaan. Tanaman membutuhkan sistem aerasi yang baik untuk pertukaran oksigen dan karbon dioksida tanah ke atmosfer dan sebaliknya melalui pori tanah. Kelapa sawit umumnya banyak ditanam pada tanah Podsolik. Tanah Podsolik yang tererosi kehilangan horison A sehingga horison B menjadi lapisan permukaan dan mengakibatkan tanah menjadi relatif padat. Kondisi yang demikian menyulitkan akar untuk menembus tanah lebih dalam dan efisiensi serapan air menjadi lebih rendah. Pada tahun 2014 hingga 2015 terjadi musim kering yang panjang yang berdampak pada kurangnya ketersediaan air di tanah. Hal ini menyebabkan air tidak dapat masuk ke dalam tanah dan tanaman menunjukkan gejala kekeringan. Oleh karena itu, pada pertengahan tahun 2015 perusahaan mencoba melakukan pengolahan tanah dengan bajak dalam dan penambahan bahan organik, untuk perbaikan kondisi aerasi yang ideal, peningkatan serapan air dan hara bagi tanaman. Setelah setahun perlakuan, perusahaan menghasilkan kenaikan produksi yang signifikan dan memiliki hasil riset yang baik terhadap kondisi sifat fisik tanah. Namun pada tahun berikutnya perlakuan bajak dalam mengalami penurunan produksi sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi pengaruh perlakuan guna meningkatkan produktivitas tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi pengaruh bajak dalam dan pemberian bahan organik terhadap karakteristik sifat fisik tanah setelah tiga tahun perlakuan. Pengambilan contoh tanah dan pengukuran lapang dilakukan di Kebun Timur PT Sawit Asahan Indah. Hasil evaluasi setelah tiga tahun perlakuan menunjukkan nilai bobot isi pengaruh bajak dalam pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm lebih tinggi dibandingkan tanpa bajak dan kontrol. Hal tersebut disebabkan kondisi tanah pengaruh bajak dalam cenderung telah memadat. Indikasi pemadatan tanah didukung oleh hasil penetrabilitas tanah bajak dalam lebih tinggi, porositas lebih rendah dan laju infiltrasi lebih rendah. Pemberian bahan organik yang berpengaruh nyata terhadap nilai bobot isi, porositas total dan laju infiltrasi tanah adalah asam humat, apabila dibandingkan dengan bahan organik lainnya dan kontrol.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcSoil Scienceid
dc.subject.ddcOrganic Matterid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleEvaluasi Pengaruh Bajak Dalam dan Pemberian Bahan Organik terhadap Karakteristik Sifat Fisik Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordasam humatid
dc.subject.keywordbobot isiid
dc.subject.keywordinfiltrasiid
dc.subject.keywordpenetrabilitasid
dc.subject.keywordporositas tanahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record