dc.description.abstract | Taman Nasional Gunung Tambora (TNGT) merupakan taman nasional yang
terletak di Pulau Sumbawa ini termasuk kedalam wilayah Wallacea yang memiliki
endimisitas dan keunikan flora dan fauna yang sangat tinggi. Salah satu keunikan
penyusun ekosistem di TNGT yaitu keanekaragaman tumbuhan paku terestrial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman jenis tumbuhan
paku terestrial, mengetahui pola distribusi, dan menganalisis faktor lingkungan
yang mempengaruhi keanekaragaman jenis tumbuhan paku terestrial di ekosistem
hutan hujan tropis, hutan musim dan savana di kawasan Taman Nasional Gunung
Tambora, Nusa Tenggara Barat.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017 hingga April 2017 di
tiga tipe ekosistem yaitu ekosistem hutan hujan tropis, hutan musim dan savana.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat dengan
membuat plot berukuran 5x5 m2 yang ditempatkan berdasarkan ketinggian tempat
mulai dari 50-500 m dpl; 500-1000 m dpl; 1000-1400 m dpl; dan 1400-1800 m
dpl. Parameter lingkungan yang diamati meliputi posisi dan ketinggian, intensitas
cahaya, kecepatan angin dan suhu udara, kemasaman dan kelembapan tanah.
Waktu pengambilan data lingkungan dilakukan tiga kali sehari pada waktu pagi,
siang dan sore. Data kelimpahan tumbuhan paku terestrial dianalisis dengan
menghitung Indeks Nilai Penting (INP), tingkat keanekaragaman jenis tumbuhan
paku ditentukan dengan menggunakan indeks keanekaragaman (H′) Shannon-
Wiener, sebaran dan pola distribusi tumbuhan paku terestrial dihitung dengan
menggunakan indeks Morisita (Id), sedangkan data asosiasi keberadaan tumbuhan
paku terestrial dengan lingkungan dianalisis dengan Redundancy Analysis (RDA)
menggunakan software Canono versi 4.5. Spesimen tumbuhan paku terestrial
dikoleksi dan diidentifikasi.
Sebanyak 18 jenis tumbuhan paku terestrial yang termasuk ke dalam 11
suku. Sembilan jenis tumbuhan paku ditemukan di ekosistem hutan hujan tropis,
11 jenis pada eksosistem savana, tetapi tumbuhan paku tersetrial tidak ditemukan
di ekosistem hutan musim. Keanekaragaman jenis tumbuhan paku terestrial
ditemukan lebih tinggi pada ekosistem savana (H′= 2.19), daripada ekosistem
hutan hujan tropis (H′=2.09). Microlepia speluncae memiliki indeks nilai penting
tertinggi di ekosistem hutan hujan tropis (42.48%), sedangkan Nephrolepis
hirsutula memiliki indeks nilai penting tertinggi (44.70%) di ekosistem savana.
Kehadiran dan persebaran tumbuhan paku terestrial di ekosistem hutan hujan
tropis dipengaruhi oleh kelembapan tanah (RH) dan pH tanah, sedangkan di
ekosistem savana dipengaruhi oleh kecepatan angin dan intensitas cahaya.
Ketidak hadiran tumbuhan paku terestrial di ekosistem hutan musim diduga
karena faktor kelembapan tanah sangat rendah atau kering. Pola distribusi
tumbuhan paku terestrial dikategorikan mengelompok pada kedua tipe ekosistem. | id |