Evaluasi Karakter Hasil dan Ketahanan Terhadap Layu Bakteri serta Pecah Buah pada Galur Mutan Tomat
View/ Open
Date
2019Author
Wardhani, Galuh Kusuma
Sutjahjo, Surjono Hadi
Wirnas, Desta
Metadata
Show full item recordAbstract
Tomat adalah salah satu jenis sayuran penting yang diproduksi dan
dikonsumsi di dunia, baik berupa buah segar ataupun olahan makanan. Kebutuhan
tomat dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk. Tomat memegang peranan penting terhadap pemenuhan gizi
masyarakat karena mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia seperti
vitamin C, A, beta karoten, mineral, dan likopen. Produktivitas tomat nasional
pada tahun 2016 adalah 15.31 ton ha-1 dan mengalami penurunan 4.86% jika
dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 16.09 ton ha-1. Upaya pengembangan
tomat terus meningkat setiap tahun. Hal ini memberikan indikasi bahwa
pengembangan tomat di dataran rendah sangat prospektif karena masih
terbatasnya varietasnya yang berdaya hasil tinggi, tahan layu bakteri, dan pecah
buah. Tomat yang ideal memiliki ukuran yang seragam, warna buah merata,
berdaging buah tebal dan cukup keras, serta tinggi akan kandungan nutrisi
(Nazirwan 2014). Salah satu kendala penting produksi tomat pada dataran rendah
adalah serangan penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh Ralstonia
solanacearum dan pecah buah. Penyakit layu bakteri merupakan salah satu
penyakit tanaman paling berbahaya yang tersebar luas di daerah tropika dan sub
tropika. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi kondisi
lingkungan di dataran rendah adalah perakitan varietas tahan penyakit layu
bakteri, tahan pecah buah, dan berdaya hasil tinggi. Kegiatan pemuliaan tanaman
tomat sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber genetik tomat yang beragam
dan metode pemuliaan yang tepat. Sumber genetik tomat dapat diperoleh dari
kegiatan eksplorasi, persilangan tanaman, perluasan genetik dengan induksi
mutasi. Induksi mutasi menjadi salah satu cara yang efektik untuk mendapatkan
keragaman genetik. Pengembangan varietas tomat melalui mutasi pada dataran
rendah menjadi salah satu cara yang telah dilakukan pada penelitan ini dan telah
diperoleh sampai saat ini galur-galur mutan M4 dan M5 hasil seleksi pedigree.
Galur mutan M4 dievaluasi keragaannya dilapang dan selanjutnya diseleksi
kembali untuk dilakukan pengujian penyakit layu bakteri serta ketahanannya
terhadap pecah buah pada galur mutan M5. Tujuan dari penelitian ini adalah
mendapatkan informasi keragaan galur-galur mutan M4 tomat dan ketahanan
galur-galur mutan M5 terhadap layu bakteri dan pecah buah.
Percobaan 1 bertujuan untuk mendapatkan informasi keragaan agronomi
galu-galur mutan M4 dan ketahanannya terhadap penyakit layu bakteri.
Berdasarkan hasil analisis ragam diketahui bahwa galur yang digunakan
berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang, bobot per
buah, bobot per tanaman, jumlah tandan, jumlah buah, umur berbunga, umur
panen, panjang buah, diameter buah, tebal buah, produktivitas, dan kejadian
penyakit layu bakteri. Genotipe M4/GL2-8-10 memiliki nilai tengah bobot per
tanaman tertinggi sebesar 901.47 g dan nyata lebih tinggi dibanding galur
tetuannya. Genotipe dengan tipe tumbuh indeterminet dan berbuah bentuk
gelombang diduga memiliki ketahanan terhadap layu bakteri karena rendahnya
nilai kejadian penyakit. Galur yang tidak terserang layu bakteri adalah M4/Km1-
1-9, M4/Stbgl-2-3,M4/Kef6-4-3, M4/Gl2-8-10, M4/Lom1-2-2, M4/Lom1-9-5,
M4/Lom4-1-3,M0/Km1, M0/Kef6, and M0/Gl2. Galur M0/CLN mengalami
kejadian penyakit layu bakteri tertinggi sebesar 91.53%.
Percobaan 2 bertujuan untuk mendapatkan informasi galur tomat M5 yang
tahan terhadap penyakit layu bakteri. Pengamatan selama tiga puluh hari pada
karakter periode inkubasi, insidensi penyakit, saveritas penyakit, area under the
disease curve, dan persentase tanaman hidup menunjukkan bahwa setiap genotipe
memiliki respon ketahanan yang beragam. Hasil percobaan di lapangan
menunjukkan tanaman tomat mulai mengalami layu pada hari kedua setelah
inokulasi. Berdasarkan nilai insidensi dan saveritasnya, terdapat 11 genotipe M5
kategori sangat tahan, 13 genotipe tahan (11 M5, Kuda mati 1, dan Tora), 15
genotipe agak tahan (14 M5 dan Opal), 6 genotipe agak rentan (5 M5 dan Ratna),
3 genotipe M5 rentan, dan 2 genotipe M5 sangat rentan.
Percobaan 3 bertujuan untuk mendapatkan informasi keragaan hasil dan
galur-galur yang toleran terhadap pecah buah. Percobaan ini dilakukan dengan
rancangan augmented dengan lima pembanding yang diulang sebanyak tiga kali.
Berdasarkan analisis ragam, genotipe berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman, umur berbunga, umur panen, bobot buah, jumlah buah pecah buah,
jumlah bobot pecah buah, indeks pecah buah, diameter buah, panjang buah,
kekerasan buah, dan jumlah lokul buah. Berdasarkan nilai indeks pecah buah, dari
galur mutan yang diamati terdiri dari 14 galur sangat toleran, 1 galur toleran, dan
5 galur agak toleran. Nilai heritabilitas yang tinggi dari galur-galur yang diamati
terdapat pada semua karakter yang diamati, kecuali jumlah bunga dan tandan per
tanaman, jumlah tandan buah dan padatan terlarut total. Berdasarkan analisis
korelasi, karakter bobot per tanaman berkorelasi posistif terhadap karakter jumlah
buah per tanaman, bobot dan jumlah layak per tanaman, bobot pecah buah, dan
jumlah tandan buah. Karakter indeks pecah buah berkorelasi positif terhadap
karakter tinggi tanaman, jumlah buah, jumlah pecah buah, bobot pecah buah,
diameter buah, kekerasan buah, jumlah lokul, presentase jumlah pecah, dan
presentase bobot pecah, sedangkan karakter yang berkorelasi negatif terhadap
karakter indeks pecah buah adalah tebal buah.
Berdasarkan seluruh percobaan yang diamati dapat disimpulkan bahwa
galur-galur mutan dari generasi M4 sampai M5 mengalami peningkatan ketahanan
terhadap layu bakteri pada galur-galur yang diseleksi, sehingga pada percobaan
dua sudah didapatkan galur dengan potensi hasil tinggi serta tahan terhadap layu
bakteri. Selanjutnya, galur di uji ketolerannya terhadap pecah dan menghasilkan
beberapa kandidat galur yang toleran pecah buah. Galur-galur mutan M5-990-
U1/Kudamati1-1-9-6, M5-990-U1/Kuda Mati1-1-9-4, M5-990-U3/SitubondoGL-
1-9-8, M5-495-U3/SitubondoGl-2-3-8, M5-495-U1/Kefaminamo6-4-3-7, M5-
495-U1/ Kefaminamo6-4-3-1, M5-495-U1/Gelombang2-8-10-7, M5-495-U1-
Gelombang2-8-10-3, M5-990-U3/Lombok1-9-5-4, M5-495-U3/Lombok1-9-2-8,
M5-495-U2/Aceh5-4-10-6, M5-495-U1/Kemir-1-7-4, M5-495-U2/Kemir-1-7-4,
M5-495-U3/Lombok4-1-3-7, M5-495-U3/ Lombok4-1-3-6 merupakan galur
unggul yang berdaya hasil tinggi, tahan layu bakteri, dan toleran pecah buah.
Collections
- MT - Agriculture [3687]