Model Spasial Perencanaan Ruang Terbuka Hijau Berkelanjutan di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung
View/ Open
Date
2019Author
Hesty, Rein Susinda
Gundwan, Andi
Prsetyo, Lilik Budi
Munandar, Aris
Metadata
Show full item recordAbstract
Perumusan ruang terbuka hijau berkelanjutan dipengaruhi oleh berbagai kriteria, dengan antar indikator dalam kriteria tersebut saling terkait. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kebutuhan akan ruang terbuka hijau pada tahun 2024 dalam mewujudkan ruang terbuka hijau berkelanjutan di Kota Bandar Lampung dengan menentukan metode terpilih. Persamaan model regresi logistik yang dibangun berdasarkan perubahan RTH tahun 2003, tahun 2010, tahun 2017 dengan mengintegrasikan dengan peta variabel bebas terpilih sehingga menghasilkan peta model perubahan RTH tahun 2010 – 2017. Klasifikasi peta perubahan RTH dilakukan menggunakan nilai y, jika nilai y < 0,5 tidak terjadi perubahan dan jika nilai y > 0,5, terjadi perubahan. Validasi model spasial dilakukan antara peta model spasial ruang terbuka hijau tahun 2010-2017 sehingga menghasilkan nilai overall accuracy, producer accuracy, dan user accuracy. Persamaan model spasial yang sama digunakan untuk memprediksi terjadinya perubahan RTH di tahun 2024 dengan peta variabel bebas berdasarkan tahun 2017 dengan jumlah penduduk di tahun 2024.
Berdasarkan kondisi aktual hasil persentasi yang diperoleh menunjukkan nilai akurasi 76,6% artinya model dapat diterima secara statistik yang dinyatakan fit (cocok) dengan model jika signifikansi yang tertera pada hasil uji Hosmer and Lemeshow di atas 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%, dan digunakan untuk prediksi pada tahun 2024. Metode-metode yang dilakukan dalam penentuan kebutuhan ruang terbuka hijau ini dilakukan dengan metode analisis berdasarkan jumlah penduduk, luas wilayah, dan emisi karbon sebagai fungsi penyerap CO2. Metode terpilih dalam analisis kebutuhan ruang terbuka hijau adalah metode emisi karbon dengan nilai emisi CO2 tahun 2024 hanya sebesar 1.503 ha. Luasan RTH Kota Bandar Lampung yang tersedia pada tahun 2024 sebesar 6.476 ha dan tingkat emisi CO2 sebesar 133.202Gg, luasan RTH yang dibutuhkan pada tahun 2024 adalah sebesar 156 ha dan nilai multidimensional scalling cukup berlanjut, yakni hasil analisis teknik ordinasi RAPFISH nilai indeks keberlanjutan dari RTH sebesar 60,1 pada skala sustainabilitas 0 - 100, dengan kategori status cukup berkelanjutan. Simulasi Monte Carlo pada indeks keberlanjutan hasil simulasi dengan indeks keberlanjutan model MDS asli memiliki selisih < 0,05. Keberadaan RTH Kota Bandar Lampung meskipun mencukupi akan lebih baik lagi ditingkatkan dengan substansi ekologis dan distribusi RTH yang merata untuk kelestarian lingkungan, kualitas kenyamanan, keamanan dan estetika melalui penataan terhadap perencanaan RTH yang berkelanjutan di Kota Bandar Lampung untuk menciptakan kondisi kota ideal dan memenuhi standar kota berkelanjutan.