Show simple item record

dc.contributor.advisorMaarif, M. Syamsul
dc.contributor.advisorWidiatmaka
dc.contributor.advisorLubis, Iskandar
dc.contributor.authorSusilawati, Dina Martha
dc.date.accessioned2019-05-17T07:20:49Z
dc.date.available2019-05-17T07:20:49Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97407
dc.description.abstractPengembangan usahatani bawang merah menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Permintaan yang tinggi yang tidak diikuti dengan pemenuhan pasokan yang seimbang dan merata setiap bulan akan menyebabkan terjadinya fluktuasi harga bawang merah. Kondisi ini mendorong petani untuk melakukan usahatani dengan mengedepankan produki tinggi dalam rangka memenuhi permintaan tersebut sehingga kurang mempertimbangkan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) mendeliniasi lahan tersedia yang sesuai untuk pengembangan bawang merah di Kabupaten Brebes; (2) menganalisis tingkat keberlanjutan usahatani bawang merah di Kabupaten Brebes; (3) menentukan faktor kunci keberlanjutan usahatani bawang merah di Kabupaten Brebes; (4) menformulasikan prioritas strategi pengembangan usahatani bawang merah keberlanjutan di Kabupaten Brebes. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Geographic Information System, Multidimensional Scaling Analysis (MDS) yang dikenalkan sebagai RAP-SHALLOT; Participatory Prospective Analysis (PPA), and Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil deliniasi lahan tersedia yang sesuai untuk pengembangan bawang merah di Kabupaten Brebes menunjukkan bahwa lahan di Kabupaten Brebes berdasarkan kelas kesesuaian lahannya terdiri dari S2 (cukup sesuai) seluas 10,893 ha atau sebesar 6,3 persen, S3 (sesuai marginal) seluas 135.365,5 ha atau 78,3 persen dan N (tidak sesuai) seluas 25.678,3 ha atau 14,8 persen. Lahan untuk pengembangan bawang merah dominan pada lahan S3 dengan wilayah pengembangan terbesar ada di Kecamatan Larangan, Ketanggungan, dan Bantarkawung dengan faktor pembatasnya adalah hara tersedia (na), ketersediaan air (wa), ketersediaan oksigen (oa), retensi hara (nr), dan bahaya erosi (eh). Ketersediaan lahan untuk pengembangan bawang merah seluas 54.917, ha. Luasan lahan tersedia yang sesuai untuk pengembangan bawang merah di lahan eksisting adalah 49.099,5 ha; sehingga luas lahan untuk ekstensifikasi adalah 3.736,0 ha dengan luasan terbesar di Kecamatan Salem. Hasil analisis keberlanjutan usahatani bawang merah di Kabupaten Brebes secara multidimensi menunjukkan bahwa keberlanjutannya berada pada kategori kurang berkelanjutan dengan indeks 46,18 dengan pengaruh utama bersumber dari dimensi ekologi, teknologi dan kelembagaan yang berada pada kategori kurang berkelanjutan dengan indeks berturut-turut 46,72; 43,24; dan 37,52, sedangkan dimensi ekonomi dan sosial termasuk kategori cukup berkelanjutan. Atribut sensitif yang didapatkan dari analisis keberlanjutan adalah puso bawang merah akibat OPT, puso bawang merah akibat banjir, curah hujan per tahun (mm), penggunaan pupuk kimia per ha, kemampuan permodalan petani, nilai tukar petani sub sektor hortikultura, fluktuasi harga, tanaman sela dalam usahatani, alokasi waktu yang digunakan usahatani, sistem pengelolaan bawang merah, waktu pemupukan, tindakan pemupukan, PHT, keberadaan penyuluh pertanian, asal modal memulai usahatani, keberadaan pedagang perantara/tengkulak, dan mitra utama usahatani. Perlu intervensi pemerintah dalam peningkatan kinerja keberlanjutan usahatani bawang merah dengan memprioritaskan pada atribut sensitif di ketiga dimensi yang tergolong kurang berkelanjutan sehingga meningkat menjadi cukup berkelanjutan. Sedangkan untuk dimensi keberlanjutan dengan kategori kurang berkelanjutan, yaitu pada dimensi ekonomi dan sosial, dilakukan peningkatan kinerja untuk mendapatkan keberimbangan dan optimalisasi keberlanjutan. Variabel kunci keberlanjutan usahatani bawang merah yang dihasilkan dari penelitian adalah curah hujan, pedagang perantara, keberadaan penyuluh pertanian, fluktuasi harga dan PHT dengan total bobot kekuatan global tertimbang variabel penentu sebesar 66,16 persen. Prioritas strategi yang dihasilkan dalam pengembangan usahatani bawang merah berkelanjutan adalah manajemen pola produksi didukung dengan upaya pemberdayaan petani dengan tujuan utama stabilisasi harga, di mana faktor dominan yang mempengaruhi adalah fluktuasi harga dan pedagang perantara. Pemerintah dan pemangku kepentingan terkait diharapkan dapat menetapkan suatu kebijakan guna menciptakan iklim pertanian yang lebih kondusif, terutama dalam menciptakan stabilisasi harga bawang merah berbasis pertanian yang ramah lingkungan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcNatural Resourcesid
dc.subject.ddcShalot Farmingid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcBrebes, Jawa Tengahid
dc.titleStrategi Pengembangan Usahatani Bawang Merah Berkelanjutan di Kabupaten Brebesid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordfaktor kunciid
dc.subject.keywordlahan sesuaiid
dc.subject.keywordmultidimensiid
dc.subject.keywordprioritasid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record