Show simple item record

dc.contributor.advisorCarman, Odang
dc.contributor.advisorSoelistyowati, Dinar
dc.contributor.advisorZairin, Muhammad
dc.contributor.advisorSyukur, Muhamad
dc.contributor.authorAriyanto, Didik
dc.date.accessioned2019-05-13T07:50:16Z
dc.date.available2019-05-13T07:50:16Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97330
dc.description.abstractIkan mas merupakan salah satu dari sepuluh komoditas utama budidaya ikan nasional. Kemudahan budidaya dan reproduksi ikan mas telah menyebabkan perkembangan benih di masyarakat tidak terkontrol. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan kualitas genetik benih yang dihasilkan. Penurunan kualitas genetik benih berdampak negatif terhadap penampilan fenotipik antara lain laju pertumbuhan dan daya tahan terhadap penyakit yang rendah. Langkah strategis dalam rangka mengatasi kendala tersebut adalah dengan perbaikan mutu genetik melalui program pemuliaan. Dalam rangka pelaksanaan program pemuliaan ikan mas, hal penting pertama yang dilakukan adalah koleksi populasi plasma nutfah ikan mas sebagai bahan pemuliaan. Langkah berikutnya adalah pengenalan karakter populasi plasma nutfah hasil koleksi melalui kegiatan karakterisasi dan evaluasi hal-hal terkait kegiatan pemuliaan yang akan dilakukan. Berdasarkan hasil karakterisasi dan evaluasi tersebut selanjutnya dilakukan kegiatan pemuliaan yang tepat. Penelitian ini bertujuan: (1) mengevaluasi karakter genotipik dan fenotipik plasma nutfah ikan mas di Indonesia, (2) mengevaluasi perbaikan karakter pertumbuhan populasi ikan mas melalui hibridisasi antar strain, (3) mengevaluasi perbaikan karakter pertumbuhan dan daya tahan terhadap KHV populasi ikan mas melalui seleksi. Koleksi populasi plasma nutfah menghasilkan lima strain ikan mas yang dominan dipelihara oleh pembudidaya di Indonesia, yaitu strain Rajadanu, Majalaya, Sutisna, Wildan dan Sinyonya. Karakterisasi secara genotipik menunjukkan bahwa kelima populasi founder ikan mas tersebut mempunyai tingkat keragaman genetik populasi relatif sempit, tetapi jarak genetik antar strain relatif jauh. Analisis fenotipik biometrik menunjukkan bahwa keragaan pertumbuhan kelima strain founder ikan mas tidak berbeda nyata. Pada identifikasi marka molekuler penyandi ketahanan terhadap KHV, Strain Rajadanu dan Wildan mempunyai persentase individu pembawa gen MHC-II paling tinggi sebesar 90%. Hasil uji tantang dengan KHV menunjukkan bahwa strain Rajadanu secara signifikan mempunyai ketahanan terhadap KHV lebih baik dibanding strain lainnya. Namun, kondisi sebaliknya terjadi pada strain Wildan yang mempunyai sintasan paling rendah pada uji tantang tersebut. Hasil ini mengindiksikan bahwa mekanisme ketahanan ikan mas terhadap KHV tidak secara mutlak ditentukan oleh keberadaan gen MHC-II. Berdasarkan evaluasi pola pewarisan sifat, pertumbuhan benih ikan mas lebih dipengaruhi oleh varian genetik dominan (VD), dibanding varian genetik aditif (VA). Selain itu, nilai heritabilitas karakter-karakter terkait pertumbuhan juga relatif rendah. Hasil analisis tersebut mengindikasikan bahwa kegiatan perbaikan genetik ikan mas lebih efektif dilakukan melalui program hibridisasi. Hibridisasi antar lima strain founder ikan mas menghasilkan tiga kombinasi terbaik yang berpotensi unggul untuk kegiatan budidaya, yaitu kombinasi strain Majalaya betina dengan Sutisna jantan, strain Sutisna betina dengan Sinyonya jantan dan strain Sutisna betina dengan Rajadanu jantan. Ketiga kombinasi persilangan tersebut masing-masing mempunyai nilai heterosis (best parent) sebesar 101,33 %, 89,07 % dan 85,37 %. Selain mempunyai nilai heterosis yang tinggi, ketiga kombinasi persilangan tersebut juga mempunyai daya hasil atau produksi yang lebih baik dibanding kombinasi persilangan lainnya. Dalam rangka perbaikan genetik melalui program seleksi, langkah pertama yang dilakukan adalah memperlebar nilai keragaman genetik populasi ikan mas bahan seleksi. Pembentukan populasi sintetis generasi pertama (G1) yang merupakan penggabungan lima strain founder ikan mas berhasil meningkatkan nilai keragaman genetik sebesar 55,0-287,5 % dibanding masing-masing strain founder. Metode seleksi yang digunakan pada populasi dengan nilai varian genetik aditif dan heritabilitas karakter terkait pertumbuhan rendah antara lain melalui seleksi berdasarkan indeks dari beberapa karakter. Seleksi indeks individu pada populasi sintetis G1 pada penelitian ini berhasil meningkatkan performa benih ikan mas generasi kedua (G2) sebesar 17,44 % hingga 91,85 % pada beberapa karakter terkait pertumbuhan. Terkait peningkatan ketahanan populasi ikan mas terhadap KHV, penggunaan induk-induk founder yang mempunyai gen MHC-II khususnya alel Cyca-DAB1*05 dalam pembentukan populasi sintetis generasi pertama (G1) berhasil meningkatkan nilai sintasan pada uji tantang dengan KHV. Nilai sintasan populasi sintetis (G1) sebesar 62,0 % secara nyata lebih baik dibanding sintasan strain founder ikan mas yang berkisar antara 13,3 % pada strain Wildan hingga 36,7 % pada strain Rajadanu. Peningkatan pertumbuhan populasi G2 sebagai respons seleksi populasi sintetis G1 tidak berdampak nyata terhadap penurunan ketahanan populasi G2 ikan mas terhadap KHV.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAquaculture Scienceid
dc.subject.ddcGenetic Improvementid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePerbaikan Mutu Genetik dalam rangka Memperoleh Populasi Ikan Mas Tumbuh Cepat dan Tahan Infeksi Virus Koiherpesid
dc.subject.keywordHibridisasiid
dc.subject.keywordikan masid
dc.subject.keywordketahanan terhadap KHVid
dc.subject.keywordperbaikan genetikid
dc.subject.keywordpertumbuhanid
dc.subject.keywordseleksiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record