Show simple item record

dc.contributor.advisorWidyastuti, Rahayu
dc.contributor.advisorSantosa, Dwi Andreas
dc.contributor.authorYulianto, Keko Bahariawan
dc.date.accessioned2019-05-13T07:33:26Z
dc.date.available2019-05-13T07:33:26Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97309
dc.description.abstractPeranan fauna tanah sedikit sekali menjadi pertimbangan bagi pelaku pertanian, padahal fauna tanah dapat menjadi salah satu faktor tanah penentu bagi yang subur dan sehat. Fauna tanah sebagian besar berperan sebagai dekomposer dan sebagai bioindikator tanah sehat yang ditandai dengan respon sensitif kelimpahan dan keanekaragaman fauna tanah terhadap perubahan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan dan keanekaragaman fauna tanah pada enam ekosistem yang berbeda dan membandingkannya dengan beberapa faktor lingkungan hidup fauna tanah seperti kandungan C-organik, N-total, kadar air tanah, suhu tanah, kelembaban udara, dan kelerengan. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode transek lurus, titik sampel diambil setiap sepuluh meter dengan sepuluh kali ulangan pada enam ekosistem yang berbeda, yaitu lahan pasca terbakar (PB), belukar muda (BM), belukar tua (BT), hutan sekunder (HS), hutan primer, hutan karet (HK). Sampel serasah dan tanah diambil pada titik yang ditentukan kemudian diekstraksi dalam Berlese Funnel Extractor selama tujuh hari atau hingga sampel mengering. Identifikasi ordo dilakukan dengan mikroskop cahaya stereo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap ekosistem memiliki kelimpahan dan keanekaragaman yang berbeda. Kelimpahan terbanyak terdapat pada hutan karet (tanah: 1,240 individu/m2, serasah: 563 individu/m2) dan kelimpahan terkecil terdapat pada ekosistem lahan pasca terbakar (tanah:300 individu/m2, serasah:161 individu/m2). Hal ini ditandai dengan kondisi beberapa faktor lingkungan yang mendukung meliputi C-organik (7.454 %), N-total (0.257 %), kadar air tanah b/b (38.301 %), dan kelerengan mendekati datar (0-8%). Keanekaragaman terbesar terdapat pada ekosistem belukar tua (serasah:1.93) dan hutan sekunder (tanah:1.94) dengan kategori keanekaragaman sedang. Ekosistem hutan karet memiliki keanekaragaman rendah pada lapisan serasah (1.27). Ordo Acari dan Collembola mendominasi dari total 27 ordo yang ditemukan pada seluruh ekosistem..id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcSoil Scienceid
dc.subject.ddcMicrofaunaid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcKalimantan Baratid
dc.titleKelimpahan dan Keanekaragaman Fauna Tanah pada Enam Ekosistem yang Berbeda di Kecamatan Mentebah Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.id
dc.subject.keywordarthropoda tanahid
dc.subject.keywordekosistem fauna tanahid
dc.subject.keywordmesofauna tanahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record