Show simple item record

dc.contributor.advisorPurwanto, Budi
dc.contributor.advisorErmawati, Wita Juwita
dc.contributor.authorSusilowati, Eny
dc.date.accessioned2019-05-02T06:34:35Z
dc.date.available2019-05-02T06:34:35Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97156
dc.description.abstractGuna mencapai visi Arsitektur Perbankan Indonesia maka perbankan di Indonesia dituntut untuk meningkatkan skala usaha (aset) dan permodalan yang tinggi. Peningkatan skala usaha (aset) ini juga diringi dengan adanya peningkatan jumlah kredit yang disalurkan, namun jika dilihat dari pertumbuhan kredit terjadi penurunan setiap tahunnya. Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mendorong pertumbuhan kredit yaitu menurunkan suku bunga kredit dan meningkatkan jumlah kantor cabang. Dikarenakan perbedaan kemampuan dalam menurunkan suku bunga kredit antara bank besar dan bank kecil diduga menyebabkan terkonsentrasinya pangsa kredit oleh beberapa bank besar saja. Selain itu dari segi peningkatan jumlah kantor cabang diduga dapat menurunkan efisiensi operasional bank umum di Indonesia. Oleh sebab itu perlu adanya penelitian terkait market power dan efisiensi bank umum di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder laporan tahunan bank dari tahun 2012-2016, kemudian di analisis dengan menggunakan metode regresi data panel, Two Stage Least Square (2SLS) dan Data Envelopment Analysis (DEA). Hasil analisis fungsi permintaan kredit dari model oligopoli Bresnahan-Lau menunjukkan bahwa hanya Produk Domestik Bruto riil (PDB) dan variabel interaksi SKMK_PDB yang secara parsial tidak berpengaruh terhadap jumlah kredit yang disalukan. Adapun variabel lain seperti suku bunga kredit modal kerja (SKMK) dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah kredit yang disalurkan. Variabel cabang, inflasi dan kredit sebelumnya memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah kredit yang disalurkan. Variabel independen yang terakhir yaitu variabel suku bunga SBI memoderasi dengan memperlemah pengaruh negatif suku bunga kredit modal kerja (SKMK) dan jumlah kredit yang disalurkan. Hasil persamaan penawaran (fungsi biaya) kredit menghasilkan koefisien market power sebesar 0.231. Artinya persaingan di industri perbankan Indonesia masih mendekati kompetitif namun ada indikasi menjadi oligopoli rendah. Perbandingan market power antara bank besar dan bank kecil menunjukkan bahwa bank besar memiliki nilai market power lebih besar dibandingkan dengan bank kecil. Adapun hasil pengukuran efisiensi juga menunjukkan bahwa bank besar lebih efisien dibandingkan dengan bank kecil. Hal tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan antara bank besar dan bank kecil dalam mencapai skala ekonomi. Pencapaian yang berbeda ini juga terlihat pada hasil analisis pengaruh kantor cabang terhadap efisiensi. Hasil analisis menunjukkan bahwa bank besar dapat meningkatkan efisiensinya dengan menambah kantor cabang sedangkan pada bank kecil berlaku sebaliknya. Temuan selanjutnya dengan menggunakan Granger Causality Test diperoleh bahwa hanya market power yang memengaruhi efisiensi. Dengan demikian temuan penelitian ini mendukung teori Traditional Hypothesis.id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcManagementid
dc.subject.ddcMarketingid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleMarket Power dan Efisiensi Bank Umum di Indonesia Tahun 2012-2016.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBresnahan-Lauid
dc.subject.keywordKreditid
dc.subject.keywordMarket Powerid
dc.subject.keywordOligopoliid
dc.subject.keywordTraditional Hypothesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record