Show simple item record

dc.contributor.advisorNuryartono, Nunung
dc.contributor.advisorIrfany, Mohammad Iqbal
dc.contributor.authorRifai, Muhamad Amin
dc.date.accessioned2019-04-26T02:07:53Z
dc.date.available2019-04-26T02:07:53Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97125
dc.description.abstractPembangunan berkelanjutan merupakan isu yang menarik pada abad ke-21. Pembangunan berkelanjutan memiliki tiga pilar utama, yaitu keberkelanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Permasalahan lingkungan utama yang terjadi saat ini adalah tingginya kandungan karbon dioksida dalam atmosfer. Kakao merupakan komoditi penting yang konsisten bertindak sebagai sumber devisa negara dan berkontribusi dalam struktur perekonomian Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Menjelaskan gambaran umum jejak karbon yang dihasilkan rumah tangga petani kakao di Polewali Mandar 2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi jejak karbon berbasis konsumsi rumah tangga pertani kakao di Kabupaten Polewali Mandar, 3) Menganalisis ketimpangan pendapatan dan ketimpangan jejak karbon di Kabupaten Polewali Mandar. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensia. Analisis statistik inferensia yang digunakan adalah metode regresi sederhana (OLS), regresi kuantil, dan perhitungan koefisien gini. Penelitian ini menggunakan kombinasi data GTAP-E 2005, IO 2010 dan survey rumah tangga petani kakao. Hasil penelitian menunjukan bahwaintensitas emisi tinggi berasal dari sektor listrik, manufaktur, dan transportasi. Sektor ekonomi yang menghasilkan intensitas emisi rendah berasal dari sektor pertanian dan jasa. Pengeluaran rumah tanga petani kakao paling banyak digunakan untuk konsumsi kebutuhan pokok. Jejak karbon terbesar dihasilkan oleh konsumsi bahan bakar, listrik, dan transportasi. Berdasarkan tingkat pendapatan menunjukan bahwa kelompok pendapatan paling kaya menghasilkan jejak karbon paling tinggi diantara yang lain. Berdasarkan umur kepala rumah tangga, rata-rata jejak karbon paling tinggi dihasilkan oleh kelompok umur manula. Kepala rumah tangga dengan latar belakang pendidikan perguruan tinggi menghasilkan jejak karbon paling besar diantara yang lain. Share jejak karbon lebih besar dari pada share pengeluaran rumah tangga pada kelompok pendapatan satu sampai dengan empat, sedangkan kelompok pendapatan lima share pengeluaran lebih besar dari pada share jejak karbon yang dihasilkan. Faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan jejak karbon adalah pendapatan rumah tangga. Variabel kontrol yang berpengaruh terhadap jejak karbon adalah status pernikahan, tingkat kemiskinan dan ukuran rumah tangga. Hasil regresi persamaan kuadratik menunjukan tidak ada hubungan titik balik antara pendapatan dan jejak karbon yang dihasilkan. Ketimpangan jejak karbon lebih besar dari pada ketimpangan pendapatan. Berdasarkan kelompok pendapatan, ketimpangan terbesar terjadi di kelompok pendapatan paling kaya dan kelompok pendapatan paling miskin.id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomic Sciencesid
dc.subject.ddcHaousehold Consumptionid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcJambiid
dc.titleJejak Karbon berbasis Konsumsi Rumah Tangga (Studi Kasus Rumah Tangga Petani Kakao di Kabupaten Polewali Mandar).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordJejak Karbonid
dc.subject.keywordKetimpangan jejak karbonid
dc.subject.keywordKonsumsi Rumah Tanggaid
dc.subject.keywordOLSid
dc.subject.keywordPembangunan Berkelanjutanid
dc.subject.keywordRegresi kuantilid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record