Show simple item record

dc.contributor.advisorNurdiati, Sri
dc.contributor.advisorSopaheluwakan, Ardhasena
dc.contributor.authorMarlina, Leni
dc.date.accessioned2019-04-24T04:35:20Z
dc.date.available2019-04-24T04:35:20Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97121
dc.description.abstractIndonesia mempunyai kompleksitas permasalahan dalam menghadapi fenomena cuaca dan iklim; salah satunya yang terkait dengan perubahan iklim. Dampak perubahan iklim dapat dilihat dari perubahan pola hujan, panjang musim hujan, dan meningkatnya frekuensi kejadian iklim ekstrim seperti El-Nino (ekstrim kering) atau La-Nina (ekstrim basah). Fenomena iklim ekstrim ini dapat menyebabkan pola curah hujan menyimpang dari kondisi normal, yang mengakibatkan antara lain kegagalan panen, sehingga berpotensi menurunkan produksi terutama di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Untuk mengantisipasi curah hujan ekstrim diperlukan identifikasi pola perulangan curah hujan ekstrim, menggunakan return period. Return period merupakan waktu hipotetik saat hujan dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau dilampaui sekali dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis return period curah hujan ekstrim di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Data yang digunakan adalah data curah hujan observasi dari tahun 1985 sampai 2014 dan data curah hujan skenario dari tahun 2016 sampai 2100. Data curah hujan skenario dibagi menjadi tiga periode yakni, periode near future, middle century, dan end century. Data observasi menggambarkan kejadian curah hujan masa sekarang dan data skenario menggambarkan iklim masa akan datang berdasarkan Representative Concentration Pathway (RCP). RCP merupakan skenario iklim untuk mengetahui proyeksi perubahan iklim global dan regional hingga tahun 2100. RCP memiliki empat skenario, diantaranya RCP 4.5 dan RCP 8.5. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan RCP 8.5 disimpulkan bahwa Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tanggara untuk periode near future, middle century, dan end century mempunyai periode ulang hujan ekstrim yang semakin jarang terjadi dibandingkan periode near future, middle century, dan end century menggunakan RCP 4.5. Mendekati akhir abad periode ulang hujan ekstrim semakin jarang terjadi, baik pada RCP 4.5 maupun RCP 8.5. Berdasarkan profil ketinggian curah hujan ekstrim di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, periode ulang hujan semakin sering terjadi dengan semakin bertambahnya ketinggian suatu daerah. Namun demikian menjelang akhir abad sinyal seringnya semakin hilang dimulai dari dataran rendah.id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcApplied Mathematicsid
dc.subject.ddcReturn Period Analysisid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcIndonesia Bagian Jawaid
dc.titleAnalisis Return Period Curah Hujan Ekstrim dalam Skenario Perubahan Iklim untuk Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggaraid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordcumulative distribution functionid
dc.subject.keywordcurah hujanid
dc.subject.keywordrepresentative concentration pathwayid
dc.subject.keywordreturn periodid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record