Show simple item record

dc.contributor.advisorNugroho, Naresworo
dc.contributor.advisorBahtiar, Effendi Tri
dc.contributor.authorWahyuni, Sri
dc.date.accessioned2019-04-24T01:18:26Z
dc.date.available2019-04-24T01:18:26Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97107
dc.description.abstractBambu merupakan tumbuhan yang tingkat pertumbuhannya tinggi, namun penggunaan buluh bambu utuh sebagai bahan konstruksi masih terbatas terutama karena diameternya kecil dan sifat mekanisnya bervariasi. Salah satu produk komposit yang dikembangkan untuk mengoptimalkan penggunaan bambu adalah Strand Woven Bamboo (SWB). Rendemen SWB tinggi karena dapat memanfaatkan 80% bahan baku masukan. SWB terdiri atas serabut bambu yang dikempa sehingga menjadi balok padat dengan menggunakan resin phenol formaldehyde. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisis pengaruh faktor ukuran dan posisi pembebanan terhadap kekuatan lentur SWB. Jenis bambu yang digunakan sebagai bahan SWB yaitu campuran bambu hitam, tali, mayan, dan gombong. Metode pengujian kekuatan lentur dan kekakuan SWB mengacu pada ASTM D-143 dengan modifikasi beberapa ukuran contoh uji. Hasil penelitian ini menunjukkan semakin tebal SWB maka nilai MOE dan MOR semakin menurun. Perubahan nilai MOE dan MOR ini dikuantifikasi dengan nilai faktor ukuran. Nilai faktor ukuran cenderung kecil seiring dengan semakin besarnya dimensi contoh uji karena kemungkinan kandungan cacat lebih banyak terdapat pada benda berukuran besar dibandingkan yang berukuran kecil. Penelitian ini menunjukkan bahwa Size Factor (F) untuk MOE pada SWB dapat dihitung dengan rumus F=(51/d)0.08497, F=1.223359-0.223359(d/51)0.5, atau F=0.78440335*(d2+7432.33)/ (d2+5269.18), sedangkan size faktor untuk MOR dapat dihitung dengan rumus F=(51/d)0.100051, F=1.272458-0.272458 (d/51)0.5, atau F=0.00000390*(d2+5.939797055)/(d2+2.0545). Selain faktor ukuran, posisi pembebanan juga berpengaruh terhadap nilai MOE dan MOR. Pengujian lentur dengan posisi pembebanan tegak menghasilkan nilai MOE yang lebih tinggi dibandingkan pembebanan rebah. Sebaliknya nilai MOR pada posisi rebah lebih tinggi dibandingkan posisi tegak. Rasio antara lebar terhadap tebal (b/h) digunakan untuk menduga pengaruh posisi pembebanan terhadap nilai MOE dan MOR SWB. Pada posisi pembebanan tegak semakin tinggi b/h maka nilai MOE dan MOR semakin rendah, sebaliknya pada posisi pembebanan rebah, semakin tinggi nilai b/h maka nilai MOE dan MOR semakin tinggi pula.id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcForest Productid
dc.subject.ddcBambooid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleKekuatan Lentur Strand Woven Bamboo (SWB) pada Berbagai Ukuranid
dc.subject.keywordStrand Woven Bambooid
dc.subject.keywordfaktor penggunaan rebahid
dc.subject.keywordfaktor ukuranid
dc.subject.keyworduji lenturid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record