dc.description.abstract | Kubis bunga (Brassica oleracea var. botrytis L.) merupakan salah satu
tanaman penting dalam famili Brassicaceae yang mengandung banyak manfaat.
Kesadaran masyarakat akan hidup sehat menjadi pemicu tingginya permintaaan
akan sayuran ini. Tanaman kubis bunga merupakan jenis sayuran yang mengalami
peningkatan produksi setiap tahunnya, akan tetapi produktivitas kubis bunga di
Indonesia masih terbilang rendah. Daerah subtropis, Italia secara umum diketahui
sebagai daerah asal dari brokoli dan kubis bunga. Peningkatan suhu (global
warming) merupakan salah satu masalah yang penting saat ini.
Pemuliaan tanaman dibutuhkan untuk menghasilkan varietas yang memiliki
toleransi terhadap suhu tinggi dapat menjadi indikasi bahwa tanaman tersebut dapat
ditanam di dataran rendah. Gen yang berperan terhadap pembungaan dan toleransi
suhu tinggi merupakan gen yang mempengaruhi kemampuan beradaptasi kubis
bunga di dataran rendah. LEAFY adalah gen yang mengontrol transisi pembungaan
dan merupakan gen meristem pembungaan. Katalase (CAT) merupakan antioksidan
enzim yang memainkan peran penting dalam menolak cekaman suhu tinggi dengan
menghilangkan H2O2, CAT dapat menguraikan dua molekul pada H2O2 menjadi
2H2O (air) dan O2. Selain suhu berpengaruh untuk membentuk curd, suhu juga
berpengaruh dalam pembentukan bunga pada kubis bunga. Sehingga perlakuan
penanaman di dua lokasi (dataran tinggi dan dataran rendah) dilakukan untuk
mengetahui pengaruh suhu terhadap pembentukan curd dan pembungaan kubis
bunga.
Percobaan 1 bertujuan untuk mengidentifikasi keragaman morfologi
berdasarkan perbedaan lokasi penanaman, yaitu dataran tinggi (1117 m
dpl/optimum) dan dataran rendah (340 m dpl/suboptimum). Genotipe BOB 021
tidak membentuk curd di lokasi Tajur (dataran rendah). Genotipe dan interaksi
antara genotipe dengan lingkungan memiliki pengaruh yang sangat nyata pada
seluruh karakter morfologi yang diamati. Karakter vegetatif dan hasil pada dataran
rendah lebih tinggi dibandingkan dataran tinggi, tetapi waktu berbunga dan waktu
panen lebih cepat di dataran tinggi dibandingkan dataran rendah. Karakter yang
memiliki nilai heritabilitas tinggi (>84%) adalah tinggi tanaman, tinggi tanaman
sampai apex, diameter tanaman, panjang batang, panjang daun, lebar daun, rasio
lebar/tinggi daun, waktu membentuk curd, waktu panen, bobot basah total, bobot
panen, diameter curd, dan rasio bobot panen/jumlah daun; sedangkan rasio
tinggi/diameter tanaman memiliki heritabilitas sedang. Komponen utama karakter
kualitatif yang stabil di dua lokasi adalah karakter intensitas warna daun dan bentuk
longitudinal curd. Berdasarkan analisis korelasi, peningkatan karakter hasil dapat
dilihat dari meningkatnya karakter vegetatif dan meningkatnya pula lama waktu
berbunga dan waktu panen. BOB 013 merupakan genotipe yang memiliki waktu
berbunga cepat dan bobot panen yang tinggi spesifik dataran tinggi.
Pengelompokan dendrogram berdasarkan koefisien ketidakmiripan 40% di dua
lokasi, BOB 004 merupakan genotipe yang memiliki keragaan vegetatif besar, curd
berukuran besar, umur berbunga dan umur panen yang relatif lama. BOB 001, BOB
002, BOB 003, BOB 013, BOB 014, BOB 017, BOB 019, dan BOB 020 merupakan
kelompok genotipe yang memiliki keragaan vegetatif sedang/kecil, curd berukuran
sedang/kecil, umur berbunga dan umur panen relatif cepat.
Percobaan 2 bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan susunan basa gen
CAT pada kubis bunga. Analisis molekuler gen CAT pada BOB 003 dan BOB 004
menunjukkan pola pita tunggal berukuran 500 bp. Identifikasi homologi kedua
sekuen memiliki kemiripan diatas 90% dengan famili Brassica. Hasil filogenetik
nukleotida dan asam amino menunjukkan kedua sekuen mengelompok dengan
spesies Brassica. Sekuen CAT BOB 003 dan BOB 004 memiliki kesamaan dengan
CAT2. BOB 003 dan BOB 004 memiliki perbedaan 5 bp nukleotida dan 8 asam
amino yang disebabkan oleh adanya mutasi titik berupa insersi pasang basa dan
subtitusi pasang basa.
Percobaan 3 bertujuan untuk mengidentifikasi gen LEAFY pada kubis
bunga. Amplifikasi PCR menunjukkan 12 genotipe memiliki gen LEAFY dengan
menunjukkan pola pita tunggal berukuran 2500 bp. Genotipe BOB 003 hasil
sekuensing menunjukkan panjang sekuen ekson nukleotida 1227 bp. BOB 003
memiliki homologi dengan famili Brassicaceae diatas 80% dan mengelompok
dengan genus Brassica berdasarkan analisis filogenetik.
Percobaan 4 bertujuan untuk mengidentifikasi pembentukan benih pada kubis
bunga berdasarkan perbedaan lokasi penanaman, yaitu dataran tinggi dan dataran
rendah. Benih hanya dihasilkan pada tanaman yang ditanam di dataran tinggi.
Genotipe BOB 001, BOB 002, BOB 003, BOB 013, dan BOB 014 mampu
menghasilkan benih di dataran tinggi. Daya berkecambah diatas 80% dimiliki
genotipe BOB 001, BOB 002, BOB 003, dan BOB 013. Waktu berbunga yang cepat
dapat dilihat dari cepatnya waktu membentuk curd, waktu curd kompak, waktu
waktu panen benih, dan meningkatnya bobot 1000 benih.
Berdasarkan hasil keseluruhan percobaan dapat disimpulkan bahwa kubis
bunga memiliki batas suhu tertentu untuk membentuk curd. Pada penelitian ini
BOB 001, BOB 002, BOB 003, BOB 004, BOB 013, BOB 014, BOB 016, BOB
017, BOB 018, BOB 019, dan BOB 020 dapat menghasilkan curd pada kisaran
suhu 21.00-26.20 oC. Sedangkan, BOB 021 tidak dapat membentuk curd pada suhu
rata-rata 26 oC. Benih hanya dihasilkan pada tanaman yang ditanam di dataran
tinggi. Genotipe BOB 001, BOB 002, BOB 003, BOB 013, dan BOB 014 mampu
menghasilkan benih di dataran tinggi. | id |