Show simple item record

dc.contributor.advisorSutrisno
dc.contributor.advisorDarmawati, Emmy
dc.contributor.authorWigati, Laras Putri
dc.date.accessioned2019-04-09T02:03:48Z
dc.date.available2019-04-09T02:03:48Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97032
dc.description.abstractTomat dan cabai merah merupakan produk hortikultura yang sangat umum digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Produk hortikultura memiliki tahapan yang panjang hingga sampai di konsumen, agar produk tersebut siap dikonsumsi dengan baik. Tahap-tahap pascapanen secara umum yang harus dilakukan adalah pengumpulan, sortasi, grading, pengemasan, pengangkutan, distribusi. Tahap-tahan tersebut dapat menjadi penyebab terjadinya losses yang ditimbulkan dari kerusakan mekanis maupun fisiologi karena perlakuan yang tidak tepat dan waste pada tahap penyimpanan oleh penjual maupun konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk dapat menganalisis perkiraan jumlah losses dan waste melalui aktor yang terlibat pada rantai pasok, menganalisis penyebab terjadinya losses dan waste produk hortikultura khususnya tomat dan cabai merah serta menganalisis kesesuaian penanganan pascapanen dari setiap aktor di rantai pasok. Untuk dapat memperoleh informasi tentang jumlah losses dan waste pada suatu produk di tempat tertentu maka diperlukan asesmen di lapang dan dilanjutkan dengan proses perhitungan data secara sederhana sehingga dapat memperoleh data tingkat losses dan waste dalam bentuk angka, dapat menganalisis penyebab terjadinya losses dan waste serta hasil kesesuaian penanganan pascapanen. Pada penelitian ini penentuan responden dalam identifikasi losses dilakukan dengan metode purposive dan metode snowball sampling. Informasi dari aktor-aktor sebagai responden di sepanjang rantai pasok dapat mengidentifikasi adanya peluang terjadinya losses maupun waste. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rantai pasok tomat dan cabai merah maupun rantai pasok produk hortikultura yang lain di desa Perbawati memiliki dua macam rantai. Pertama hasil panen 100% akan diambil oleh satu-satunya pengepul yang ada di desa Perbawati. Selanjutnya pengepul akan mendistribusikan kepada pedagang besar yang masuk dalam rantai pertama, sedangkan pada rantai pasok kedua pengepul langsung mendistribusikan tomat kepada pedagang eceran. Penanganan pascapanen tomat dan cabai merah yang umum dilakukan adalah sortasi dan pengemasan saja sebagian besar penanganan pascapanen seperti pengumpulan, grading, pembersihan tidak dilakukan. Bila dilihat dari penerapan standar operasional prosedur pascapanen tomat, penanganan yang telah sesuai dengan SOP adalah sebesar 45.56% sedangkan penanganan pascapanen cabai merah yang sesuai SOP adalah sebesar 56.39% pada tingkat petani dan pengepul Jumlah total losses dan waste tomat adalah sebesar 52.88% dari sepanjang rantai pasok dengan rincian pada tingkat petani 11.17%, pengepul 10%, pasar tradisional 20.63% dan konsumen sebesar 11.09%. Untuk jumlah losses dan waste cabai merah adalah 29.02% dari sepanjang rantai pasok, dengan rincian pada tingkat petani losses 2.33%, pengepul 5%, pasar tradisional 10.80% dan konsumen sebesar 10.89%.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcPost Harvest Technologyid
dc.subject.ddcTomatoid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcSukabumi-Jawa Baratid
dc.titleAsesmen Losses dan Waste Pada Penanganan Pascapanen Tomat dan Cabai Merah (Studi Kasus Di Sukabumi).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordasesmenid
dc.subject.keywordcabai merahid
dc.subject.keywordlossesid
dc.subject.keywordtomatid
dc.subject.keywordwasteid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record