Analisis Perbandingan Efisiensi Teknis Usahatani Kakao Klon Sulawesi 1&2 dan Klon Lokal di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat
View/ Open
Date
2018Author
Asri, Dian
Rifin, Amzul
Priatna, Wahyu Budi
Metadata
Show full item recordAbstract
Kakao merupakan komoditi penting yang konsisten bertindak sebagai sumber devisa negara dan berkontribusi dalam struktur perekonomian Indonesia. Peningkatan perekonomian tersebut dapat berupa peningkatan produksi yang diperoleh petani pada usahatani kakao dengan menerapkan adaptasi teknologi yaitu penggunaan klon unggulan sulawesi 1&2. Efisiensi merupakan aspek yang penting karena dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk pemilihan penarikan keputusan produksi terhadap alternatif yang tersedia. Salah satu bentuk efisiensi yang perlu diperhatikan di tingkat usahatani yaitu efisiensi teknis.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji tingkat efisiensi teknis usahatani dan penggunaan input produksi kakao klon sulawesi 1&2 dan klon local, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis usahatani kakao klon Sulawesi 1&2 dan kon lokal tersebut. Pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis data, yaitu Data Envelopment Analysis (DEA) dan Regrsi Tobit.
Kegiatan usahatani kakao di lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan klon unggulan dan klon lokal dengan menanam dalam satu lahan dengan umur tanaman yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil perhitungan DEA, penggunaan klon unggulan Sulawesi 1&2 dengan usia tanaman 21-25 tahun memiliki tingkat efisiensi yang paling tinggi secara teknis dengan rata-rata nilai efisiensi teknis relatifnya sebesar 0.9831. Petani yang melakukan usahatani kakao dengan klon Sulawesi 1&2 akan memperoleh produksi yang lebih tinggi.
Pengukuran efisiensi teknis usahatani kakao dalam penelitian ini menggunakan variabel input yang terdiri atas pupuk urea, pupuk SP-36, pupuk KCL, pestisida dan tenaga kerja. Variabel output yang digunakan adalah produksi total usahatani, rata-rata petani belum menggunakan input sesuai dengan penggunaan input yang dianjurkan, Penggunaan pupuk Urea dan pupuk SP-36 memiliki nilai input slack terbesar apabila dibandingkan dengan input-input produksi lainnya. Petani kakao yang menggunakan klon sulawesi 1&2 dapat mengurangi penggunaan pupuk urea sebesar 11.71 kg/ha dan pupuk SP-36 sebesar 14.65 kg/ha. Petani yang menggunakan klon lokal dapat mengurangi penggunaan pupuk urea sebesar 17.88 kg/ha dan pupuk P sebesar 26.04 kg/ha agar usahatani kakao yang dilakukan dapat efisien secara teknis.
Peningkatan efisiensi teknis dalam suatu usahatani salah satunya sangat dipengaruhi oleh faktor sosial-ekonomi dari petani. Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis usahatani kakao yaitu Dummy pola penggunaan klon, pengalaman usahatani dan usia petani. Variabel jumlah tanggungan keluarga, pendidikan formal tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi teknis usahatani kakao.
Terdapat empat faktor yang memengaruhi peningkatan produksi biji kakao secara signifikan yaitu pupuk kimia, pupuk organik, pestisida, TKDK (Tenaga Kerja Dalam Keluarga) dan TKLK (Tenaga Kerja Luar Keluarga). Untuk itu,
sebaiknya petani dapat mempertimbangkan faktor-faktor produksi yang lain dengan lebih mengarah kepada kegiatan intensifikasi seperti melakukan rehabilitasi tanaman. Kegiatan rehabilitasi tanaman memungkinkan petani untuk dapat meningkatkan produksi biji kakao kakao yang sudah ada dengan memanfaatkan penggunaan klon unggul. Sehingga, petani dapat lebih berkonsentrasi terhadap perencanaan penggunaan pupuk dan tenaga kerja untuk pemeliharaan yang proporsional serta kegiatan panen dan pasca panen yang lebih efektif dan efisien.
Collections
- MT - Economic and Management [2962]