Show simple item record

dc.contributor.advisorsfandiari, Anita
dc.contributor.advisorWidhyari, Sus Derthi
dc.contributor.authorZulfa, Suci Salsabila
dc.date.accessioned2019-03-22T02:47:58Z
dc.date.available2019-03-22T02:47:58Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/96966
dc.description.abstractKolibasilosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Escherichia coli (E. coli) dengan gejala klinis berupa diare dimana frekuensi defekasi melebihi normal, dan adanya perubahan dalam jumlah dan konsistensi (feses cair). Penelitian ini bertujuan mengevaluasi respons klinis anak sapi Friesian Holstein (FH) yang diinfeksi dengan Escherichia coli K-99 dan diberi mikrokapsul IgG anti Escherichia coli. Sebanyak 20 ekor anak sapi FH umur lima hari dibagi menjadi lima kelompok perlakuan sebagai berikut: 1) kontrol negatif (KN); 2) kontrol positif (KP); 3) kolostrum (PK); 4) antibiotik (PA); 5) mikrokapsul IgG (MK). Infeksi bakteri E. coli K-99 dilakukan secara oral terhadap semua kelompok anak sapi kecuali kelompok kontrol negatif dengan dosis 5 × 1010 colony forming unit (CFU)/ekor. Anak sapi kelompok PK diberi kolostrum (suspensi IgG anti E. coli) secara oral sebanyak tiga kali pada hari pertama dan sebanyak dua kali pada dua hari berikutnya dengan dosis 1,6 gr/hari/ekor. Antibiotika diinjeksikan secara intramuskular (IM) pada anak sapi kelompok PA setelah muncul gejala klinis, sekali sehari selama tiga hari dengan dosis 48 mg/kgBB. Anak sapi kelompok MK diberi sediaan mikrokapsul IgG anti E. coli secara oral sebanyak tiga kali pada hari pertama dan dua kali pada dua hari berikutnya dengan dosis 1.6 g/ekor/hari. Pengamatan konsistensi sampel feses dilakukan pada jam ke˗0–12, >12–24, >24–48, >48–72, >72–96, dan 168 setelah infeksi bakteri E. coli. Pengukuran perubahan bobot badan dilakukan dengan cara menimbang bobot badan anak sapi yang dilakukan sebelum dan sesudah infeksi bakteri E. coli. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tiga dari empat ekor anak sapi kelompok perlakuan PK dan PA masih menunjukkan gejala klinis diare pada 168 jam setelah infeksi bakteri E. coli. Anak sapi kelompok perlakuan MK menunjukkan persentase recovery sebanyak 100% pada 168 jam setelah infeksi bakteri E. coli. Rataan perubahan bobot badan kelompok perlakuan MK lebih baik dibandingkan kelompok perlakuan PK dan PA. Dapat disimpulkan mikrokapsul IgG anti E. coli lebih baik dibandingkan dengan antibiotik dalam menangani gejala klinis diare yang diakibatkan oleh infeksi bakteri Escherichia coli K-99 pada anak sapi Friesian Holstein.id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcPathologyid
dc.subject.ddcMicroencapsulationid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleRespons Klinis Anak Sapi Friesian Holstein yang Diinfeksi Escherichia coli K-99 dan Diberi Mikrokapsul IgG Anti Escherichia coli.id
dc.subject.keywordAnak sapi Friesian Holsteinid
dc.subject.keyworddiareid
dc.subject.keywordEscherichia coliid
dc.subject.keywordkolibasilosisid
dc.subject.keywordmikrokapsul IgGid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record