Show simple item record

dc.contributor.advisorSaleh, Muhamad Buce
dc.contributor.advisorHidayat, Rahmat
dc.contributor.authorMuslimah, Sri
dc.date.accessioned2019-03-21T09:02:20Z
dc.date.available2019-03-21T09:02:20Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/96951
dc.description.abstractOzon troposferik merupakan ozon yang berada di lapisan troposfer dengan kelimpahan 10% di seluruh dunia. Ozon di troposfer dapat mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan tanaman. Pengamatan ozon troposferik di Indonesia secara spasial diperlukan untuk memetakan wilayah yang terkena dampak dan wilayah yang berpotensi terkena dampak serta menganalisis sumber peningkatan konsentrasinya. Secara temporal diharapkan dapat mengetahui kapan saja konsentrasi ozon di troposfer meningkat. Salah satu proses pembentukan ozon di lapisan troposfer adalah pembakaran biomassa. Dalam studi ini, pembakaran biomassa direpresentasikan dengan data hotspot. Menanggapi isu tersebut maka tujuan penelitian ini adalah menganalisis variasi spasial dan temporal ozon troposferik, menghitung perubahan konsentrasi ozon troposferik di tahun 2015 terhadap rata-rata ozon troposferik selama 10 tahun per bulan, dan menganalisis hubungan antara ozon troposferik dengan hotspot di Indonesia menggunakan Ozone Monitoring Instrument (OMI). OMI adalah satelit yang bernaung bersama Aura dan menyediakan data ozon troposferik bulanan dengan resolusi spasial 1.25°×1°. Data hotspot yang digunakan adalah data Terra Moderate Resolution Imaging Spectrometer (MODIS) dengan resolusi spasial 1 km × 1 km dan resolusi temporal harian. Analisis spasial ozon troposferik selama 10 tahun adalah rata-rata kolom ozon troposferik (TCO) selama 2005 sampai 2014. Kelas konsentrasi TCO selama sepuluh tahun bervariasi secara spasial terbagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas konsentrasi tinggi, sedang dan rendah. Kelas konsentrasi tinggi memiliki varisi TCO 30 DU – 40 DU. Kelas konsentrasi sedang adalah TCO yang bervariasi dari 20 DU – 30 DU. Kelas konsentrasi rendah adalah TCO yang bervariasi dari 10 DU hingga 20 DU. Penentuan kelas berdasarkan distribusi data dan perhitungan piksel masing-masing pulau di Indonesia. Berdasarkan pembagian konsentrasi, analisis temporal dilakukan di lokasi tersebut dan secara umum di Indonesia. Anomali TCO pada tahun 2015 dibandingkan dengan rata-rata 10 tahun TCO menunjukkan nilai positif dan negatif. Nilai positif menunjukkan bahwa ada peningkatan TCO pada tahun 2015 di lokasi tersebut. Sebaliknya, nilai negatif menunjukkan penurunan TCO pada tahun 2015. Anomali TCO pada tahun 2015 didapatkan dengan pengurangan TCO pada tahun 2015 dengan rata-rata TCO selama 10 tahun. Histori data TCO pada analisis temporal dari tahun 2005 – 2014 mendukung hasil dari analisis spasial TCO pada tahun 2015 dan juga pada tiga wilayah yang telah terbagi. Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan hotspot dan ozon troposferik. Kemudian analisis regresi digunakan untuk mendukung analisis korelasi sederhana yang dilakukan. Hasil menunjukkan ata-rata bulanan TCO selama 10 tahun menunjukkan adanya variasi spasial TCO di Indonesia selama Januari – Desember. Kelas konsentrasi tinggi terdiri dari wilayah Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, yang selanjutnya akan disebut wilayah barat dan selatan Indonesia. Kelas konsentrasi sedang termasuk Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, yang selanjutnya akan disebut sebagai wilayah tengah Indonesia. Kelas konsentrasi rendah terdiri dri Papua yang selanjutnya akan disebut wilayah timur Indonesia. Pola temporal TCO di tiga wilayah, yang juga ditunjukkan pada analisis spasial, menunjukkan adanya kecenderungan konsentrasi tinggi, sedang dan rendah. Punca konsentrasi TCO selama setahun terjadi pada bulan Maret/April dan Oktober. Variasi temporal di Indonesia menunjukkan konsentrasi tinggi pada tahun 2015 dibandingkan tahun-tahun lainnya. Setelah dibandingkan antara anomali TCO pada 2015 dengan rata-rata sepuluh tahun TCO, menunjukkan adanya peningkatan TCO di Indonesia yang ditunjukkan dengan nilai positif. Peningkatan TCO dipicu pembakaran biomassa pada tahun 2015 yang ditunjukkan dengan adanya distribusi hotspot yang tinggi dan luas. Hotspot tertinggi pada bulan September-Oktober 2015, oleh karena itu analisis hubungan hotspot dan TCO dilakukan sebelum dan setelah kejadian hotspot tinggi. Analisis korelasi total hotspot dan TCO adalah 0.43 sedangakan korelasi antara jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan dengan TCO adalah 0.21. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan hotspot menyebabkan peningkatan TCO, begitupula dengan kejadian kebakaran hutan dan lahan terhadap TCO. Namun, jumlah hotspot hanya mampu mewakili 18.71% dari penyebab kenaikan TCO, sedangkan kejadian kebakaran hutan dan lahan hanya mampu mewakili 0.21% dari penyebab kenaikan TCO di Indonesia. Pentingnya penelitian ini bagi pengelolaan lingkungan hidup adalah menyediakan inventarisasi data ozon troposferik yang dapat digunakan untuk memperbaharui baku mutu kualitas udara khususnya ozon permukaan. Harapannya, kualitas udara dapat terklasifikasi dengan baik berdasarkan wilayahnya. Dalam upaya pencegahan dan pengelolaan bahaya kebakaran hutan dan lahan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat yang terdampak masalah kesehatan, kematian, dan hilang akibat kebakaran hutan dan lahan.id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcComputerid
dc.subject.ddcInformation Technologyid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor Jawa Baratid
dc.titleSpatio - Temporal Distribution of Tropospheric Ozone over Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordozone monitoring instrumentid
dc.subject.keywordpola spasialid
dc.subject.keywordpola temporalid
dc.subject.keywordozon troposferikid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record