Batas Kritis Fosfor di Tanah untuk Cabai Merah Besar (Capsicum annum L.) di Pulau Jawa
View/ Open
Date
2019Author
Khuluq, Siti Lathifah Husnul
Hartono, Arief
Metadata
Show full item recordAbstract
Fosfor (P) merupakan hara makro yang dibutuhkan oleh cabai merah besar
dalam jumlah besar. Pemupukan P secara umum di kalangan petani kurang
memperhatikan status dan kebutuhan hara, sehingga pemberian pupuk P cenderung
berlebihan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar pemupukan P sesuai
dengan kebutuhan cabai merah besar ialah dengan melakukan uji tanah serta
menentukan batas kritis P di tanah. Penentuan batas kritis P di tanah dilakukan
dengan mengekstrak P tanah dari 19 lokasi yang tersebar di Pulau Jawa. Analisis
P tanah sebelum tanam dilakukan menggunakan 3 metode ekstraksi, yaitu: Bray I,
Olsen, dan Mehlich III. Setelah itu tanah ditimbang sebanyak 500 g berat kering
mutlak dan dimasukkan ke dalam polibag lalu ditanami cabai merah besar.
Pemupukan P dilakukan dengan pemberian larutan KH2PO4 sebanyak 0, ½ X, X,
dan 2X dimana X adalah dosis pupuk P anjuran dalam bentuk P2O5 sebanyak 110
kg/ha. Sebagai pupuk dasar juga diberikan pupuk Urea (46 % N), dan KCl (60 %
K2O) dengan dosis masing-masing 110 kg/ha dan 180 kg/ha. Pemupukan dilakukan
lima hari sebelum tanam. Untuk urea diberikan setengah dosis pada saat lima hari
sebelum tanam dan setengah dosis tiga minggu setelah tanam. Tanaman dipanen
biomasanya setelah berumur empat minggu setelah tanam. Selama masa
pertumbuhan, kadar air tanah dipertahankan dalam kondisi kapasitas lapang.
Pengaruh pupuk P terhadap parameter pertumbuhan dievaluasi menggunakan sidik
ragam dan batas kritis P tanah ditetapkan menggunakan metode Cate dan Nelson.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan P nyata secara statistik
meningkatkan tinggi tanaman, bobot basah tanaman, bobot kering tanaman dan
serapan P dibandingkan dengan tanpa pemupukan P. Koefisien korelasi antara
kandungan hara P tanah yang diekstrak menggunakan metode Bray 1, Olsen dan
Mehlich III dengan bobot kering tanaman berturut-turut adalah 0,639, 0,655, dan
0,646. Dari ketiga metode pengekstrak tersebut metode Olsen mempunyai korelasi
dengan bobot kering tanaman paling tinggi. Batas kritis kandungan P tanah untuk
mencapai 60% produksi relatif cabai merah besar di Pulau Jawa tersebut
berdasarkan metode Bray I, Olsen dan Mehlich III berturut-turut adalah 15 ppm, 40
ppm, dan 50 ppm.