Show simple item record

dc.contributor.advisorPurwanto, Bagus Priyo
dc.contributor.advisorPriyanto, Rudy
dc.contributor.advisorManalu, Wasmen
dc.contributor.authorYetmaneli
dc.date.accessioned2019-02-13T03:57:06Z
dc.date.available2019-02-13T03:57:06Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/96886
dc.description.abstractProvinsi Sumatera Barat yang terletak di pesisir barat pulau Sumatera memiliki topografi sebagian besar dataran sedang sampai tinggi dan sebagian kecil dataran rendah. Sumatera Barat dilihat dari profil potensi sumber dayanya memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan usaha ternak sapi potong. Sapi Pesisir sebagai salah satu jenis sapi potong lokal yang ada di Sumatera Barat diduga memiliki potensi yang cukup baik untuk dipelihara di daerah beriklim hujan tropika ini. Sumber daya alam (lahan dan pakan), sumber daya manusia, serta potensi iklim daerah tropis merupakan faktor pendukung yang penting dalam pengembangan ternak sapi potong di daerah ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi wilayah Sumatera Barat dalam pengembangan ternak sapi potong khususnya sapi Pesisir. Penelitian terdiri atas 4 tahapan; tahap pertama bertujuan untuk mengidentifikasi iklim mikro, yaitu suhu udara (Ta), kelembapan (RH), dan Temperature Humidity Index (THI) dan mengidentifikasi respons fisiologis ternak sapi potong Pesisir; suhu tubuh (Tb), suhu rektal (Tr), suhu kulit (Ts), frekuensi pernapasan (RR), dan denyut jantung (HR) di dua daerah dengan ketinggian berbeda di wilayah Sumatera Barat. Tahapan kedua bertujuan evaluasi pengaruh Temperature Humidity Index (THI) sebagai salah satu variabel yang paling tepat menggambarkan kondisi iklim mikro lingkungan terhadap respons termoregulasi ternak sapi Pesisir baik yang dipelihara di dataran rendah maupun dataran tinggi Sumatera Barat. Penelitian tahap tiga bertujuan untuk mengevaluasi nilai Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR) yang berguna untuk melihat seberapa besar daerah di Provinsi Sumatera Barat berpotensi untuk pengembangan ternak sapi potong dengan menambah populasi ternak ruminansia berdasarkan ketersediaan hijauan dan tenaga kerja. Penelitian tahap empat adalah melakukan pemetaan potensi wilayah Sumatera Barat dalam pengembangan ternak sapi potong. Pengamatan dilakukan di daerah dataran rendah di Kota Padang (0-300 dpl) dan daerah dataran tinggi di BPTU Padang Mengatas (> 600 dpl). Materi yang digunakan 8 ekor sapi Pesisir, masing-masing 4 ekor di setiap lokasi penelitian.Ternak sapi yang digunakan adalah ternak sapi Pesisir betina pada umur sama (I2 berganti). Pakan yang diberikan sesuai dengan perlakuan pakan peternak. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah iklim mikro lingkungan dan respons fisiologis ternak. Data sekunder adalah kriteria potensi wilayah Sumatera Barat dalam pengembangan ternak sapi potong di antaranya daya dukung lahan, daya dukung limbah tanaman pangan, tenaga kerja, nilai KPPTR, populasi ternak, pemotongan ternak, produksi daging ternak ruminansia, altitude, curah hujan, dan banyak hari hujan. Berdasarkan data primer dan data sekunder yang didapatkan dari penelitian 1, 2, dan 3 dilakukan analisis spasial untuk membuat peta wilayah pengembangan ternak sapi potong, khususnya sapi Pesisir di Sumatera Barat dengan menggunakan tool ArchGis 10.3. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji-t, regresi linear, evaluasi nilai KPPTR, dan analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan suhu udara di dataran rendah lebih tinggi dengan kelembapan relatif yang lebih rendah dibanding dataran tinggi. Uji statistik menunjukkan suhu udara dataran rendah berbeda sangat nyata dibandingkan dataran tinggi tetapi kelembapan relatif di kedua dataran adalah sama. Kondisi ini membuat ternak sapi memiliki daya tahan panas yang cukup baik di kedua dataran. Respons fisiologis ternak sapi di daerah dataran rendah yang berbeda dengan dataran tinggi adalah suhu kulit, suhu rektal, suhu tubuh, dan denyut jantung. Hasil penelitian menunjukkan THI sangat nyata mempengaruhi suhu kulit, suhu tubuh, suhu rektal, dan frekuensi pernapasan ternak sapi di dataran rendah maupun di dataran tinggi Sumatera Barat. Laju kecepatan peningkatan respons fisiologis suhu kulit dan frekuensi pernapasan sapi Pesisir di dataran rendah lebih tinggi dibanding dataran tinggi, sedangkan laju peningkatan suhu tubuh dan suhu rektal ternak di dataran tinggi lebih tinggi dibanding dataran rendah. Potensi wilayah berdasarkan nilai KPPTR efektif menunjukkan daerah yang berpotensi untuk ditambah populasi ternaknya adalah Kabupaten Pasaman Barat. Kesimpulan penelitian adalah daerah yang berpotensi sangat tinggi dalam pengembangan ternak sapi potong, khususnya sapi Pesisir, secara geografis di Sumatera Barat adalah daerah yang termasuk kategori dataran tinggi, yaitu Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman Barat.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcLivestock Technologyid
dc.subject.ddcCattleid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcSumatera Baratid
dc.titlePotensi Pengembangan Sapi Pesisir di Sumatera Barat.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordanalisis spasialid
dc.subject.keyworddataran rendahid
dc.subject.keyworddataran tinggiid
dc.subject.keywordiklim mikroid
dc.subject.keywordKPPTRid
dc.subject.keywordrespons fisiologisid
dc.subject.keywordsapi Pesisirid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record