dc.description.abstract | Kajian cross sectional ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi, derajat
dan faktor risiko infeksi cacing gastrointestinal serta dampaknya terhadap
parameter produktivitas ternak. Sebanyak 340 sampel tinja diambil dari kerbau
lumpur di lima SPR di wilayah Provinsi Banten. Parameter produktivitas yang
diamati adalah nilai Body Condition Score (BCS) dan lingkar dada untuk
mengestimasi bobot badan ternak. Identifikasi faktor risiko infeksi dilakukan
melalui wawancara dilakukan terhadap 169 pemilik ternak menggunakan
kuesioner terstruktur. Pertanyaan meliputi; identitas responden, sistem
pemeliharaan ternak dan aspek kesehatan ternak, sedangkan aspek
agroklimatologi lokasi dikonfirmasi dengan data klasifikasi iklim Oldeman dari
Stasiun Klimatologi Pondok Betung, Tangerang Selatan. Prevalensi total infeksi
cacing gastrointestinal pada kerbau lumpur di SPR wilayah Provinsi Banten
sebesar 79.41% (270/340). Infeksi oleh Trematoda, Nematoda dan Cestoda
sebesar 73.53%, 15% dan 0%. Infeksi dan derajat infeksi berdasarkan jenis cacing
yaitu; Paramphistomum (71.76%; TTGT 2.45), Fasciola (19.71%; TTGT 0.54),
Toxocara vitulorum (0.88%; TTGT 72.11), Strongyle (8.24%; TTGT 99.54),
Trichuris (5.29%; TTGT 120.8) dan Strongyloides (2.94%; TTGT 82.63).
Ditemukan pula prevalensi ookista protozoa (Genus Eimeria) sebesar 30% dengan
derajat 311.17 ookista tiap gram tinja (OTGT). Kecacingan terjadi lebih tinggi
pada kerbau lumpur jantan, kelompok umur dewasa, di SPR Sejahtera Bersama,
Cileles dan lokasi dengan tipe iklim B2.
Variabel pemberian pakan jerami padi dan absennya pemberian
anthelmintika merupakan faktor risiko trematodosis di lokasi studi yang
ditunjukkan dengan nilai odd ratio 11.591 (CI 1.429–94.022) dan 3.920 (CI
1.743–8.813). Sementara itu, faktor risiko nematodosis adalah umur (P-value
0.002), di mana kelompok pedet berisiko paling tinggi (OR 7.413; CI 2.641–
20.806), diikuti kelompok anakan (OR 2.174; CI 0.627–7.546), dan muda (OR
0.906; CI 0.106–7.737) dibandingkan kelompok dewasa sebagai referensi.
Analisis Spearman derajat kecacingan dengan parameter produktivitas
menghasilkan; 1) terdapat korelasi positif rendah yang signifikan antara variabel
BCS dan lingkar dada ternak (p-value 0.01), 2) lingkar dada ternak berkorelasi
negatif sangat rendah dan signifikan terhadap TTGT Toxocara vitulorum, dan
positif rendah dan signifikan terhadap TTGT Paramphistomum. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa T. vitulorum memberikan dampak paling tinggi
terhadap performa produktivitas kerbau lumpur di lokasi studi. | id |