Show simple item record

dc.contributor.advisorTarigan, Suria Darma
dc.contributor.advisorMurtilaksono, Kukuh
dc.contributor.authorYusdinar, Haki
dc.date.accessioned2019-02-11T02:46:34Z
dc.date.available2019-02-11T02:46:34Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/96851
dc.description.abstractPerubahan penggunaan lahan secara umum telah menjadi salah satu indikator terjadinya degradasi sumberdaya alam yang berdampak pada kecenderungan peningkatan debit aliran permukaan pada musim penghujan dan mengering pada saat musim kemarau. DAS Cicatih secara geografis diapit oleh 2 kawasan Taman Nasional Gede Pangrango dan Taman Nasional Halimun Salak pada bagian hulunya dan bermuara pada aliran sungai Cimandiri menjadi bagian dari sub DAS dari DAS Cimandiri. DAS Cicatih pada tahun 1990-2008 telah terjadi kecenderungan peningkatan debit maksimum. Tren debit minimum cenderung menurun sehingga potensi debit yang bisa disimpan sebagai aliran dasar cenderung menurun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan yang terjadi di wilayah DAS Cicatih pada tahun 2006 dan 2016, serta menganalisis pengaruh skenario perubahan penggunaan lahan terhadap hasil air beserta karakteristik DAS Cicatih berdasarkan pada besaran nilai koefisien aliran tahunan (KAT) serta koefisien regim aliran (KRA). Identifikasi karakteristik hidrologi yang diperoleh berdasarkan pada curah hujan dan debit observasi DAS Cicatih periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2016 secara umum menunjukan pola peningkatan. Dugaan awal hal ini dipicu oleh tinggi rendahnya curah hujan pada tiap periodenya. Klasifikasi nilai KAT diperoleh katagori tinggi (T) hingga sangat tinggi (ST) pada tahun 2016 dan KRA berada pada besaran nilai koefisien yang tidak lebih besar dari 50 (KRA< 50) yakni dari katagori sangat rendah (SR) hingga menjadi rendah (R). Namun besaran nilai tersebut secara perlahan menunjukan kenaikan dari nilai terendah 13.79 (SR) pada tahun 2014 hingga 27,31 (R) pada tahun 2016. Hal ini menunjukan bahwa DAS Cicatih secara fisik sudah dalam kondisi terganggu. Penggunaan model HEC-HMS untuk hasil air diperoleh pada tingkat akurasi berdasarkan nilai NSE = 0.649 serta nilai RMSE = 13.4 m3s-1 untuk penggunaan lahan tahun 2006. Konsistensi model telah diujikan pada penggunaan lahan tahun 2016 dengan nilai NSE = 0.579 pada nilai RMSE = 14.1 m3s-1, hal ini menunjukan bahwa model dinyatakan baik. Hasil air terbaik berdasarkan model HEC-HMS diperoleh pada skenario penerapan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukabumi 2012- 2032, yaitu sebesar 607. 10 (juta m3) dan debit puncak sebesar 125.3 m3s-1 dengan KAT dan KRA menujukan klasifikasi pada range yang lebih baik (0.3 < KAT ≤ 0.4) dan (20 < KRA ≤ 50) yakni KAT dengan katagori sedang serta KRA dengan katagori rendah. Hal ini berati bahwa perubahan penggunaan lahan telah memberikan dampak negatif yang secara fisik pada DAS Cicatih, berupa perubahan terhadap besar kecilnya hasil air dan debit puncak, juga pada karakteristik hidrologi DAS Cicatih.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcWatershed Managementid
dc.subject.ddcLand Useid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcSukabumi Jawa Baratid
dc.titleAnalisis Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Hasil Air DAS Cicatih.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordperubahan penggunaan lahan, indikator Hidrologi, hasil air, HECHMS, DAS Cicatih.id


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record