Aktinomiset Rizosfer Kedelai Penghasil Senyawa Bioaktif Antifungi terhadap Fusarium oxysporum
View/ Open
Date
2018Author
Mariastuti, Hima Dewi
Wahyudi, Aris Tri
Listiyowati, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Fusarium oxysporum merupakan salah satu cendawan patogen yang
menyerang tanaman kedelai dan menyebabkan penurunan produktivitas kedelai di
Indonesia. Fungisida dianggap tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut
karena dapat meningkatkan resistensi dan menimbulkan permasalahan lingkungan
yang lain. Salah satu alasan penting tidak digunakannya fungisida adalah
kemampuannya yang dapat menurunkan viabilitas bakteri Rhizobium. Aktinomiset
sebagai mikroorganisme yang menghasilkan paling banyak jenis senyawa bioaktif
dapat digunakan sebagai solusi dalam menangani masalah tersebut. Penelitian ini
bertujuan mengeksplorasi kemampuan aktinomiset rizosfer sebagai penghasil
senyawa bioaktif antifungi terhadap F. oxysporum.
Uji aktivitas antifungi secara in vitro melalui metode dual culture dilakukan
terhadap 20 isolat aktinomiset rizosfer. Pengamatan aktivitas antifungi diamati dari
perbandingan pertumbuhan radial sisi yang berhadapan dengan aktinomiset dengan
sisi yang tidak berhadapan dengan aktinomiset. Uji hipersensitivitas dan
kompatibilitas selanjutnya dilakukan terhadap 10 isolat aktinomiset potensial yang
mampu menghambat F. oxysporum dari hasil skrining secara in vitro. Aktivitas
antifungi selanjutnya dikonfirmasi secara in planta pada tanah steril dan tanah tidak
steril. Sebanyak 5 isolat yang stabil dalam menghambat F. oxysporum in vitro dan
in planta, selanjutnya diekstrak metabolitnya. Ekstrak metabolit terbaik
ditunjukkan oleh isolat ARK 94 yang selanjutnya dianalisis menggunakan Gas
Chromatography- Mass Spectrometry (GC-MS) untuk mengetahui senyawa kimia
yang terkandung di dalamnya. Sebanyak 5 isolat terpilih tersebut juga diidentifikasi
secara molekuler dengan mengamplifikasi gen 16S rRNA.
Persentase penghambatan dari hasil uji aktivitas antifungi secara in vitro pada
10 isolat aktinomiset berkisar antara 38.69% hingga 73.50%. Respon hipersensitif
tidak ditunjukkan oleh tanaman tembakau yang telah diinjeksi dengan isolat
potensial dan seluruh isolat potensial kompatibel terhadap Bradyrhizobium
japonicum. Uji aktivitas antifungi secara in planta menunjukkan bahwa 10 isolat
hasil uji aktivitas antifungi in vitro mampu menekan penyakit akibat F. oxysporum
secara in planta. Besar penekanan penyakit berkisar antara 36% hingga 80.7% pada
tanah steril dan 67% hingga 100% pada tanah tidak steril. Sebanyak 5 isolat yang
dipilih untuk diekstrak metabolitnya menunjukkan penghambatan terhadap
pertumbuhan hifa F. oxysporum yang berkisar antara 19% hingga 54.09%. Ekstrak
metabolit paling potensial, yaitu ARK 94 dianalisis senyawa kimianya
menghasilkan 12 senyawa kimia dominan. Sebanyak 7 dari 12 senyawa tersebut
memiliki aktivitas antifungi berdasarkan beberapa referensi hasil penelitian
sebelumnya. Hasil BLAST sekuen 16S rRNA menunjukkan bahwa 5 isolat terpilih
tersebut merupakan genus Streptomyces. ARK 94 menunjukkan konsistensi dalam
aktivitasnya menghambat F. oxysporum dalam perlakuan in vitro, in planta, dan
ekstrak metabolit.