Show simple item record

dc.contributor.advisorYovi, Efi Yuliati
dc.contributor.advisorKuncahyo, Budi
dc.contributor.authorLestari, Ika
dc.date.accessioned2019-01-24T03:25:06Z
dc.date.available2019-01-24T03:25:06Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/96539
dc.description.abstractPekerjaan bidang kehutanan merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki risiko tinggi untuk terjadinya kecelakaan dan penyakit kerja. Oleh sebab itu pekerja membutuhkan perlindungan K3 di tempat kerja. Perum Perhutani sebagai salah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam mengelola hutan di Pulau Jawa, memiliki SMK3 yang diselenggarakan oleh Panitia Pembina Kecelakaan Kerja (P2K3). Namun sayangnya, penerapan SMK3 di salah satu unit manajemen Perhutani yakni KPH Bogor belum terlaksana dengan optimal. Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Penerapan SMK3 di Indonesia mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) Nomor 50 tahun 2012. Wujud komitmen dalam penerapan SMK3 di perusahaan dapat dilihat dari terlaksananya program-program K3 di perusahaan yang membutuhkan sumber dana dalam penerapan SMK3. Untuk mengetahui besar biaya yang dibutuhkan dalam menerapkan SMK3 berdasarkan PP RI Nomor 50 tahun 2012 dilakukan penelitian di KPH Bogor, yang merupakan salah satu unit manajemen dari Perum Perhutani Divisi Regional III Jawa Barat dan Banten. Metode yang digunakan adalah melakukan analisis finansial pada salah satu kelas perusahaan yakni hasil hutan kayu Acacia mangium. Serta dilakukan juga penyusunan dan penghitungan biaya penerapan SMK3 di KPH Bogor dengan menggunakan 64, 122 dan 166 kriteria yang mengacu pada PP RI Nomor 50 tahun 2012. Komponen biaya tersebut dimasukkan pada perhitungan analisis finansial. Tujuannya adalah mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengalokasikan dana untuk penerapan SMK3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha hasil hutan kayu Acacia mangium di KPH Bogor merupakan usaha yang layak untuk dijalankan dan memberi keuntungan dan manfaat bagi perusahaan. Nilai NPV Rp. 377 690 545, BCR 3.96 dan IRR 25.02%. Setelah menambahkan komponen biaya penerapan SMK3 pada perhitungan analisis finansial, hasil menunjukkan bahwa KPH Bogor juga mampu mengalokasikan dana untuk penerapan SMK3. Penerapan SMK3 terbaik untuk KPH Bogor adalah tingkat lanjutan sebanyak 166 kriteria dengan biaya Rp. 454 254 400. Nilai NPV Rp. 376 393 262 BCR 3.92 dan IRR 24.75%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcForest Managementid
dc.subject.ddcCost Determinationid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titlePenentuan Biaya Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dengan Analisis Finansial di KPH Bogorid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAcacia mangiumid
dc.subject.keywordKPH Bogorid
dc.subject.keywordK3, kecelakaan kerjaid
dc.subject.keywordpenyakit akibat kerjaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record