dc.description.abstract | Tutupan tajuk merupakan parameter struktur hutan yang sangat penting untuk
mengetahui banyak aplikasi dalam bidang ekologi, hidrologi, dan pengelolaan
hutan. LiDAR merupakan sebuah teknologi sensor jarak jauh untuk menemukan
jarak dan informasi mengenai karakteristik topografi permukaan tanah dalam posisi
horizontal dan vertikal. LiDAR menjadi pilihan karena dapat menembus tutupan
tajuk hutan menggunakan properti cahaya yang ditransmisikan. Metode yang
digunakan untuk memberikan data tutupan tajuk lebih tinggi berdasarkan
kemampuan penetrasi data LiDAR, yaitu metode First Return Cover Index (FRCI).
Penelitian ini bertujuan menyusun model penduga kerapatan tajuk pada hutan
dataran rendah menggunakan data Light Detection and Ranging (LiDAR) dan Citra
Satelit SPOT 7 di PT Restorasi Ekosistem Indonesia. Model penduga dibangun
dengan menggunakan indeks vegetasi dari Citra Satelit SPOT 7 yang memiliki
korelasi dengan kerapatan tajuk dari data LiDAR, yaitu TDVI, RDVI, SRVI, NDVI,
dan GNDVI. Pemilihan model terbaik berdasarkan R2, simpangan baku (s),
simpangan agregat (SA), dan korelasi antara kerapatan tajuk dugaan dengan
kerapatan tajuk aktual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model terbaik untuk
menduga kerapatan tajuk dari data LiDAR dan Citra Satelit SPOT 7 adalah model
linear dengan persamaan regresi FRCI = - 1.44 + 3.75 GNDVI dengan R2 68.80%,
simpangan baku (s) 0.095, SA 0.00234, dan korelasi (r) 0.425. | id |