Pengelolaan Wisata Bahari Berbasis Ekosistem Terumbu Karang Pada Zona Pemanfaatan Taman Nasional Kepulauan Seribu DKI Jakarta.
View/ Open
Date
2018Author
Noviana, Linda
Arifin, Hadi Susilo
Adrianto, Luky
Kholil
Metadata
Show full item recordAbstract
Taman Nasional Kepulauan Seribu terletak di sebelah utara Kota Jakarta,
merupakan kawasan koservasi sekaligus berfungsi sebagai kawasan wisata bahari
yang memiliki daya tarik berupa keindahan terumbu karangnya. Namun dengan
meningkatnya jumlah wisatawan dari tahun ke tahun berdampak terhadap
peningkatan kerusakan terumbu karang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kondisi eksisting dari ekosistem terumbu karang, karakteristik dan tingkat
kepuasan wisatawan, kesesuaian wisata bahari snorkling dan diving, daya dukung
kawasan wisata dan menyusun strategi pengelolaan wisata bahari yang berbasis
ekosistem terumbu karang. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Maret
2016 hingga Februari 2017 di kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu
khususnya di Pulau Putri, Pulau Macan Kecil dan Pulau Kayu Angin Genteng.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah integrasi antara (1)
gambaran umum terumbu karang dengan indikator tutupan karang, kesesuaian
wisata dan daya dukung kawasan wisata; (2) interpretative structural modeling
(ISM) untuk mengetahui struktur dan hubungan kontekstual dari pemangku
kepentingan serta kendala yang dihadapi; (3) analitical hierarchy procees (AHP)
untuk mencari alternatif strategi pengelolaan wisata bahari yang berkelanjutan.
Hasil penelitian menyatakan bahwa (1) kondisi eksisting ekosistem
terumbu karang pada Pulau Putri, Pulau Macan Kecil dan Pulau Kayu Angin
Genteng cukup bervariasi yaitu pada kedalaman 3 meter Pulau Putri terdapat 2
spot dengan kondisi buruk dan 2 spot kondisi sedang. Pulau Macan Kecil
kondisinya 1 spot buruk, 1 spot baik dan 2 spot sedang. Pulau Kayu Angin
Genteng terdapat 2 spot kondisi sedang. Untuk kedalaman 10 meter semua pulau
masuk dalam kategori baik, hanya 2 spot yang kondisinya buruk; (2) Indeks
kepuasan wisatawan yang ada di Taman Nasional Kepulauan Seribu adalah 53,4%
dengan kategori cukup puas; (3) Indeks kesesuaian wisata snorkling pada 12
stasiun, menunjukkan bahwa 5 stasiun berada pada kelas sesuai bersyarat (S3), 7
stasiun berada pada kelas sesuai (S2), sedangkan untuk indeks kesesuaian wisata
diving, hanya 2 stasiun yang berada pada kelas sesuai bersyarat, 10 stasiun masuk
dalam kelas sesuai (S2). Untuk perhitungan daya dukung kawasan wisata
snorkling, Pulau Putri 113 orang/hari dengan luas kawasan 28 162 m2, Pulau
Macan 84 orang/hr dengan luas 20 966 m2 dan Pulau Kayu Angin Genteng 36
orang/hari dengan luas 8 972 m2. Kendala kunci yang ditemukan dalam upaya
pengelolaan wisata bahari ini adalah lemahnya sistem kelembagaan dan lemahnya
koordinasi antar instansi terkait.. Pemangku kepentingan yang paling berperan
adalah Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu. Strategi pengelolaan yang paling
disarankan adalah bentuk Wisata Terbatas.