Show simple item record

dc.contributor.advisorHadi, Kusumawati
dc.contributor.advisorMurtini, Sri
dc.contributor.authorSupryatno, Adi
dc.date.accessioned2019-01-17T06:29:03Z
dc.date.available2019-01-17T06:29:03Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95955
dc.description.abstractTransportasi laut yang terdiri atas kapal penumpang dan kapal barang/kontainer merupakan satu di antara sarana transportasi yang menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat Indonesia untuk berpindah satu tempat ke tempat yang lain. Kebutuhan transportasi yang tinggi dapat menimbulkan masalah kesehatan, di antaranya adalah infestasi serangga pengganggu. Masuknya serangga pengganggu biasanya melalui barang-barang angkutan yang merupakan tempat perkembangbiakan serangga tersebut. Serangga pengganggu yang biasanya dijumpai di dalam kapal laut adalah lipas, nyamuk, lalat, semut dan kutu busuk. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi faktor risiko infestasi serangga pengganggu pada alat transportasi laut serta deteksi dan isolasi bakteri Salmonella sp. pada lipas. Penangkapan serangga pengganggu dilakukan di Pelabuhan Baubau pada bulan November sampai Desember 2017 pada kapal barang dan kapal penumpang sebanyak 24 kapal. Kegiatan koleksi dilakukan pada malam hari pada setiap ruangan kapal seperti dek, ruang kemudi, dapur, dan kamar mandi dengan melibatkan 4 Enumerator. Serangga pengganggu ditangkap secara manual kemudian dimasukkan ke dalam kantong sampel lalu diberi label per jenis kapal. Prevalensi lipas diukur dengan menghitung persentasi jumlah yang tertangkap. Identifikasi lipas sampai pada tahap spesies yang dilakukan di Laboratorium Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor dengan menggunakan mikroskop stereo dan kunci identifikasi Hadi dan Soviana (2013). Deteksi dan isolasi bakteri Salmonella sp. dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor dengan menggunakan medium Enrichment (Tetrationat Medium), medium Salmonella Shigella Agar (SSA), subkultur dalam medium Tryptic Soy Agar (TSA), pemeriksaan morfologi dengan pewarnaan Gram dan uji biokimia. Uji biokimia yang dilakukan meliputi uji pada Triple Sugar Iron Agar (TSIA), urease, uji indol, dan sitrat serta uji katalase, oksidase, motilitas, glukosa, laktosa dan sukrosa. Sebanyak 24 jenis kapal (12 kapal barang dan 12 kapal penumpang) yang diperiksa, didapatkan bahwa semua kapal terinfestasi serangga pengganggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari beberapa variabel faktor risiko (umur kapal, lama sandar, kontruksi, suhu, kelembapan, pencahayaan, ventilasi, frekuensi kebersihan dan frekuensi pengendalian) yang diukur, hanya variabel konstruksi kayu, suhu, kelembapan, pencahayaan, ventilasi, dan frekuensi kebersihan yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap infestasi serangga pengganggu. Kapal yang memiliki konstruksi kayu berpeluang 3.04 kali terinfestasi serangga pengganggu dengan (p=0.02). Suhu di bawah 28°C pada ruang dek kapal berpeluang 0.11 kali terinfestasi serangga pengganggu dengan (p=0.04), sedangkan kelembapan di atas 70% berpeluang 6.75 kali terinfestasi serangga pengganggu dengan (p=0.04). Pencahayaan di ruang kemudi dengan kondisi tidak ada cahaya atau gelap berpeluang 0.06 dan 11.09 kali terinfestasi serangga pengganggu (p=0.03) dan (p=0.04), dibandingkan pencahayaan yang terang. Ventilasi yang terbuka pada ruang kemudi berpeluang 19 dan 17 kali terinfestasi serangga pengganggu dengan (p=0.04), dibandingkan dengan ventilasi yang tertutup. Frekuensi kebersihan di bawah 2 kali pada ruang kemudi berpeluang 0.02 kali terinfestasi serangga pengganggu dengan (p=0.02), dibandingkan dengan frekuensi kebersihan di atas 2 kali. Pemeriksaan bakteri Salmonella sp. hanya dilakukan pada lipas yang memiliki populasi spesies dalam jumlah banyak, seperti Periplaneta americana dan Blattella germanica. Kapal yang paling banyak ditemukan Lipas yaitu kapal barang sebanyak 11 kapal, sedangkan kapal penumpang sebanyak 10 kapal. Hasil isolasi dan identifikasi lipas yang diambil dari kapal barang dan kapal penumpang menunjukkan, dari 42 lipas yang diperiksa ditemukan 95.3% mengandung bakteri Salmonella sp.. Banyaknya lipas yang ditemukan di dalam kapal barang dipengaruhi oleh muatan yang beragam seperti sembilan bahan pokok masyarakat, kopra, hasil perkebunan dan bahan bangunan yang menjadikan tempat yang nyaman bagi lipas untuk berkembangbiak. Ditemukannya lipas dalam kapal penumpang dikarenakan ruangan tersebut banyak terdapat sisa makanan dan sampah berserahkan. Hal ini dapat di simpulkan bahwa kapal yang datang di pelabuhan Baubau berpotensi tertular penyakit baik pada anak buah kapal dan penumpang yang disebabkan oleh lipas.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcMedical Entomologyid
dc.subject.ddcInsect Pestid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleFaktor Risiko Infestasi Serangga Pengganggu dan Potensinya sebagai Vektor Salmonellosis pada Kapal Laut di Pelabuhan Baubau Sulawesi Tenggaraid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordSerangga penggangguid
dc.subject.keywordlipasid
dc.subject.keywordkapalid
dc.subject.keywordSalmonella spid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record