Show simple item record

dc.contributor.advisorTjahjono, Boedi
dc.contributor.advisorMunibah, Khursatul
dc.contributor.authorKumala, Sella Atika Sri
dc.date.accessioned2019-01-17T06:04:29Z
dc.date.available2019-01-17T06:04:29Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95923
dc.description.abstractBanjir merupakan suatu peristiwa terjadinya genangan pada daerah datar di sekitar sungai sebagai akibat dari luapan air sungai yang tidak tertampung lagi di alur sungai. Bencana banjir di Indonesia umumnya terjadi pada wilayah-wilayah yang mempunyai curah hujan tinggi seperti halnya wilayah-wilayah di Provinsi Jawa Barat. Di provinsi ini Kabupaten Bandung merupakan wilayah yang sering mengalami banjir di musim penghujan. Dari 31 kecamatan di Kabupaten Bandung, terdapat beberapa kecamatan yang memiliki frekuensi banjir tinggi dan luas genangannya, salah satunya adalah Kecamatan Bojongsoang. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis bahaya banjir yang diawali dengan pemetaan penggunaan lahan skala 1:10.000 dan dilanjutkan dengan penilaian dan pemetaan bahaya banjir skala 1:10.000. Metode penelitian mencakup interpretasi visual dari citra Quickbird hasil akuisisi tahun 2017 yang terdapat pada Google Earth dan mempunyai resolusi 2,5×2,5 meter. Pairwise Comparation digunakan untuk penilaian bobot dan skor dari setiap faktor dan sub-faktor penentu bahaya banjir. Penilaian bahaya banjir dan klasifikasinya diperoleh melalui analisis Multi Criteria Evaluation (MCE). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa citra dari Google Earth yang digunakan sangat baik untuk mengidentifikasi objek berupa penggunaan lahan pada skala 1:10.000. Hasil interpretasi mendapatkan 13 jenis penggunaan lahan untuk daerah penelitian yang didominasi oleh jenis penggunaan lahan sawah, yaitu sebesar 1.762,96 ha atau 62,96 % dari total luas daerah penelitian. Adapun dari hasil Pairwise Comparation didapatkan bahwa faktor utama bahaya banjir adalah lama genangan (0.50) dibandingkan dengan faktor yang lain, seperti frekuensi dan kedalaman genangan banjir. Sementara itu berdasarkan hasil analisis Multi Criteria Evaluation (MCE) didapatkan bahwa kelas bahaya banjir yang dominan luasannya di daerah penelitian adalah kelas bahaya banjir kelas tinggi, yaitu seluas 741,23 ha atau 60,31% dari total luas daerah genangan banjir. Kemudian kelas bahaya banjir sedang, seluas 458,02 ha (35,84 %), dan kelas bahaya banjir rendah, seluas 49,47 ha (3,87 %). Mengingat bahwa dalam analisis ini perbedaan kelas bahaya banjir ditentukan oleh tinggi rendahnya nilai sub-faktor dari masing-masing parameter, maka upaya penurunan nilai sub-faktor lama genangan perlu mendapat perhatian untuk program mitigasi bencana.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agriculture University (IPB)id
dc.subject.ddcSoil Sciencesid
dc.subject.ddcFloodingid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBandung, Jawa Baratid
dc.titleAnalisis Bahaya Banjir di Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordbahayaid
dc.subject.keywordbanjirid
dc.subject.keywordGoogle Earthid
dc.subject.keywordKabupaten Bandungid
dc.subject.keywordPairwise Comparationid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record