Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kerajinan Kayu di Provinsi DIY.
View/ Open
Date
2018Author
Pramuswari, Tiara
Burhanuddin
Fariyanti, Anna
Metadata
Show full item recordAbstract
Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai pusat kegiatan seni, salah
satunya adalah seni kerajinan. Seni kerajinan yang telah mengakar di masyarakat
Yogyakarta secara tidak langsung mendorong tumbuhnya Industri Kecil dan
Menengah (IKM) kerajinan di Yogyakarta. IKM kerajinan kayu adalah salah satu
jenis kerajinan yang banyak diusahakan di Provinsi DIYkhususnya Kabupaten
Bantul yang merupakan sentra kerajinan diProvinsi DIY. Kerajinan kayu yang
merupakan salah satu bagian dari sektor industri pengolahan yang memiliki
kontribusi paling rendah terhadap PDRB provinsi Provinsi DIY dibandingkan
dengan jenis usaha lain seperti kerajinan kulit, makanan minuman, kertas dan
percetakan serta karet dan plastik. Hal ini tentunya tidak sejalan dengan
peningkatan jumlah unit usaha IKM kerajinan kayu yang meningkat setiap
tahunnya.
Rendahnya kontribusi kerajinan kayu terhadap PDRB berkaitan erat dengan
nilai produksi yang masih rendah. Nilai produksi yang masih rendah erat
kaitannya dengan masalah mendasar yang sering terjadi pada IKM, yaitu
berkaitan dengan karakteristik kewirausahaan dan kompetensi kewirausahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis pengaruh karakteristik
kewirausahaan terhadap kompetensi kewirausahaan, (2) menganalisis pengaruh
kompetensi kewirausahaan terhadap kinerja usaha, (3) menganalisis pengaruh
kapabilitas organisasi terhadap kinerja usaha dan (4) menganalisi pengaruh
lingkup persaingan terhadap kinerja usaha IKM kerajinan kayu diProvinsi DIY.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei di Kabupaten Bantul dengan
jumlah responden 75 pelaku usaha IKM kerajinan kayu. Analisis yang digunakan
yaitu analisis kuantitatif menggunakan Partial Least Square (PLS). Pengolahan
data kuantitatif menggunakan Smart PLS 3.0.
Karakteristik pelaku usaha IKM kerajinan kayu di Provinsi DIY antara
lain (1) jenis kelamin pelaku usaha didominasi oleh laki-laki (2) umur pelaku
usaha pada umumnya berkisar pada usia produktif yaitu antara 30-60 tahun keatas,
(3) tingkat pendidikan tertinggi responden adalah lulusan S1 dan (4) pelaku usaha
memiliki pengalaman dalam menjalankan usaha rata-rata 6-20 tahun.
Penelitian ini menggunakan model pengaruh kompetensi usaha terhadap
kinerja usaha. Ada dua variabel laten eksogen yaitu karakteristik individu,
karakteristik psikologis, dan empat variabel laten endogen yaitu kompetensi
kewirausahaan, kapabilitas organisasi, lingkup persaingan dan kinerja usaha.
Karakteristik individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi
kewirausahaan dengan koefisien pengaruh sebesar 0.240 dan variabel yang paling
dominan mengukur karakteristik individu adalah usia dengan muatan faktor
sebesar 0.885. Karakteristik psikologis berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kometensi kewirausahaan dengan koefisien pengaruh sebesar 0.508
Variabel yang paling dominan mengukur karakteristik psikologis adalah
kebutuhan berprestasi dengan muatan faktor sebesar 0.876.
Kompetensi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja usaha dengan koefisien pengaruh sebesar 0.422. Variabel yang paling
dominan mengukur kompetensi kewirausahaan adalah kemampuan membuat
keputusan dengan muatan faktor sebesar 0.875. Kapabilitas organisasi bepengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja usaha dengan koefisien pengaruh sebesar 0.778
dan variabel yang paling dominan mengukur kapabilitas organisasi yaitu loyalitas
pegawai dengan muatan faktor sebesar 0.827. Selanjutnya adalah lingkup persaingan
yang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja usaha dengan koefisien
pengaruh sebesar –0.270 dengan variabel yang paling dominan adalah peluang yang
dirasakan dengan muatan faktor 0.813.
Collections
- MT - Economic and Management [2962]