Show simple item record

dc.contributor.advisorWijayanto, Nurheni
dc.contributor.advisorWulandari, Arum Sekar
dc.contributor.authorAzis, Suyogia Nur
dc.date.accessioned2019-01-17T05:49:52Z
dc.date.available2019-01-17T05:49:52Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95880
dc.description.abstractTaman Nasional Matalawa merupakan kawasan konservasi yang mempunyai fungsi sebagai penyangga kehidupan dan menjaga kelestarian keanekaragaman hayati di Pulau Sumba. Salah satu permasalahan pengelolaan kawasan TN Matalawa adalah kondisi kawasan yang didominasi oleh alang-alang. Upaya yang dilakukan TN Matalawa untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan melakukan restorasi. Hal yang perlu diperhatikan pada awal kegiatan restorasi adalah pemilihan jenis tanaman. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh biofisik terhadap pertumbuhan tanaman restorasi. Manfaat penelitian adalah menyediakan data informasi jenis tanaman yang ideal untuk ditanam pada awal kegiatan restorasi kawasan TN Matalawa. Penelitian dilakukan di areal restorasi JICS (Japan International Cooperation System) meliputi Manurara, Taman Mas, Tangairi dan Waimanu. Objek penelitian meliputi tanaman adinu (Melochia umbellata), cimung (Timonius timon), kihi (Canarium acutifolium), langaha (Planchonia valida) dan mara (Tetrameles nudiflora). Variabel bebas (biofisisk) yang digunakan pada penelitian ini meliputi pH, C-organik, N-total, P tersedia, KTK dan ketinggian tempat. Pertumbuhan tanaman restorasi yang diamati pada penelitian ini meliputi tinggi, diameter dan persentase hidup tanaman. Data dianalisis menggunakan Koefisien Korelasi Pearson (r) untuk melihat hubungan antara biofisik dengan pertumbuhan tanaman dan uji t untuk melihat perbedaan tingkat pertumbuhan masing-masing tanaman antar lokasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan biofisik yang mempunyai hubungan sangat kuat dengan pertumbuhan tanaman restorasi yaitu unsur hara fosfor, KTK, pH dan ketinggian tempat. Tanaman adinu menunjukkan pertumbuhan paling tinggi di semua lokasi restorasi dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya pada kondisi areal terbuka. Tanaman cimung dan mara tumbuh dengan baik pada dataran rendah dengan ketinggian 200–350 mdpl. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa jenis adinu, cimung, kihi, langaha dan mara di lokasi restorasi TN Matalawa dapat hidup dengan persentase ≥ 60%. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam melakukan restorasi kawasan TN Matalawa bahwa jenis tanaman yang mempunyai pertumbuhan paling tinggi di setiap lokasi restorasi JICS yaitu adinu. Berdasarkan hasil penelitian ini, pemilihan lokasi penanaman jenis adinu, kihi dan langaha harus memperhatikan ketersediaan unsur hara fosfor, sedangkan cimung dan mara cocok ditanam di dataran rendah seperti di Tangairi dan Manurara.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcSilvicultureid
dc.subject.ddcForest Restorationid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcNusa Tenggara Timurid
dc.titleAnalisis Pertumbuhan Tanaman Restorasi di Taman Nasional Matalawa Provinsi Nusa Tenggara Timur.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkarakteristik jenis tanamanid
dc.subject.keywordlingkungan fisikid
dc.subject.keywordrestorasi hutanid
dc.subject.keywordtaman nasionalid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record