Show simple item record

dc.contributor.advisorSari, Rita Kartika
dc.contributor.advisorRafi, Mohamad
dc.contributor.authorWahyuningrum, Maeda
dc.date.accessioned2019-01-17T05:33:27Z
dc.date.available2019-01-17T05:33:27Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95855
dc.description.abstractGaharu menjadi salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) unggulan dan potensial dikembangkan di Indonesia. Namun, peningkatan permintaan gaharu tidak dapat dipenuhi akibat ketersediaan gaharu di hutan alam menurun. Untuk itu, Indonesia mengembangkan pembudidayaan pohon penghasil gaharu. Saat ini, penggunaan senyawa antioksidan alami sebagai suplemen makanan maupun senyawa aktif kosmetika berkembang. Namun, produk-produk tersebut di pasaran banyak menggunakan senyawa antioksidan sintetis yang memiliki efek samping, sehingga eksplorasi sumber-sumber antioksidan alami sebagai substitusi antioksidan sintetis perlu dilakukan. Ekstrak daun pohon penghasil gaharu dari jenis Gyrinops versteegii potensial dikembangkan sebagai sumber antioksidan alami. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama adalah analisis kimia tanah serta iklim pada lokasi tempat tumbuh pohon G. versteegii yang dijadikan sampel penelitian. Tahapan penelitian berikutnya adalah penyiapan bahan baku, ekstraksi, dan tahapan pengujian ekstrak hasil ekstraksi. Pengujian ekstrak meliputi uji aktivitas antioksidan dengan 2 metode uji, uji tabir surya, dan analisis profil fitokimianya. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode DPPH mengacu pada penelitian yang dilakukan Salazar et al. (2009) dan metode CUPRAC mengacu pada penelitian Ozturk et al. (2011). Pengukuran tabir surya (SPF) mengacu pada Kawira (2005). Analisis fitokimia kuantitatif dilakukan dengan pengukuran kadar fenol total dan flavonoid ekstrak. Analisis kadar fenol total mengacu pada Indrayani et al. (2006). Metode analisis flavonoid total mengacu pada Vongsak et al. (2013. Karakterisasi senyawa dilakukan menggunakan FTIR. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok lengkap dengan perlakuan jenis pelarut (3 taraf) dan dikelompokkan berdasarkan tempat tumbuh. Hasil analisis tanah menunjukkan tanah kedua lokasi tempat tumbuh memiliki kandungan bahan organik yang beragam. Data curah hujan menunjukkan lokasi tempat tumbuh Jawa Tengah (JT) memiliki curah hujan yang lebih rendah dibandingkan Jawa Barat (JB). Rendemen ekstrak daun yang berasal dari JB lebih tinggi dari JT. Ekstrak terlarut E50% dan E100% memiliki rendemen yang lebih tinggi dan berbeda dengan ekstrak EA. Berdasarkan uji DPPH, E50% memiliki aktivitas antioksidan tertinggi. Ekstrak yang berasal dari JT memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan JB. Berdasarkan uji CUPRAC ekstrak E50% memiliki aktivitas antioksidan tertinggi. Nilai SPF ekstrak E100% memiliki nilai SPF yang tertinggi dan hanya E100% dari JB yang memiliki kategori tabir surya ultra sedangkan kelima ekstrak lainnya tergolong maksimal. Kadar fenol total ekstrak E50% dan E100% berbeda nyata dengan EA. Kadar fenol total ekstrak dari JB lebih tinggi dan berbeda dibandingkan ekstrak dari JT . Kadar flavonoid ekstrak dari JT lebih tinggi dibandingkan JB. Ekstrak E100% dan ekstrak dari JB memiliki jumlah gugus fungsi yang paling tinggi. Senyawa dugaan yang terkandung dalam ekstrak adalah senyawa golongan fenolik, flavonoid, asam amina, dan turunan kromone.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcForest Productid
dc.subject.ddcGyrinops Verstegi Leafid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleAktivitas Antioksidan, Tabir Surya, dan Profil Fitokimia Ekstrak Daun Gyrinops versteegii.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordantioksidanid
dc.subject.keywordGyrinops versteegiiid
dc.subject.keywordprofil fitokimiaid
dc.subject.keywordtabir suryaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record