Show simple item record

dc.contributor.advisorTjahjono, Budi
dc.contributor.advisorYudarwati, Rani
dc.contributor.authorHanidya, Farah Satira
dc.date.accessioned2019-01-17T04:52:49Z
dc.date.available2019-01-17T04:52:49Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95816
dc.description.abstractIndonesia adalah salah satu negara yang sering mengalami bencana banjir. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dalam kurun waktu tahun 2000 – 2016 tercatat ada 7.106 kejadian banjir di seluruh provinsi di Indonesia. Salah satu provinsi yang sering mengalami kejadian banjir adalah Provinsi Jawa Barat, yaitu di Kabupaten Bandung. Kejadian banjir disebabkan oleh meluapnya aliran sungai Citarum yang terjadi di setiap tahun terutama di musim penghujan, sehingga kondisi tersebut selalu membuat tiga wilayah kecamatan di Kabupaten Bandung, yakni Bojongsoang, Baleendah, dan Dayeuhkolot sering terendam oleh banjir. Kejadian banjir ini banyak menimbulkan dampak bagi masyarakat Kabupaten Bandung, baik yang berbentuk fisik, ekonomi, maupun sosial. Penelitian ini akan lebih memfokuskan pada analisis kerentanan banjir di Kecamatan Bojongsoang melalui analisis spasial dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan penggunaan lahan, melakukan penilaian bobot dan skor faktor-faktor kerentanan banjir, serta melakukan analisis kerentanan banjir. Metode yang digunakan yaitu interpretasi visual citra satelit untuk pemetaan penggunaan lahan, metode AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk memberikan penilaian bobot dan skor dari tiap faktor kerentanan yang digunakan, serta metode MCDA (Multi Criteria Decision Analysis) untuk menduga tingkat kerentanan banjir dengan menggabungkan kerentanan fisik, sosial, dan ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi penelitian memiliki 12 jenis penggunaan lahan yang didominasi oleh penggunaan lahan sawah seluas 1.762,96 ha atau 62,96%. Berdasarkan hasil analisis AHP dan MCDA, lokasi penelitian didominasi oleh kerentanan banjir kelas sedang seluas 1883,37 ha atau 67,14%, tersebar pada penggunaan lahan sawah dan pabrik, diikuti oleh kelas kerentanan banjir tinggi yang tersebar pada penggunaan lahan permukiman dan kelas kerentanan banjir rendah tersebar pada penggunaan lahan badan air, lahan terbuka, kebun campuran, dan tegalan. Hal ini disebabkan wilayah permukiman memiliki nilai kerentanan fisik, sosial, dan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kerentanan penggunaan lahan yang lain. Secara administratif Desa Cipagalo memiliki sebaran permukiman yang paling luas di Kecamatan Bojongsoang, sehingga wilayah yang paling rentan terhadap banjir adalah Desa Cipagalo. Untuk itu, daerah permukiman khususnya di area yang sering tergenang banjir perlu mendapat perhatian yang lebih pada saat terjadinya banjir di musim penghujan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agriculture University (IPB)id
dc.subject.ddcSoil Sciencesid
dc.subject.ddcFloodingid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBandung-Jawa Baratid
dc.titleAnalisis Kerentanan Banjir di Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordAHPid
dc.subject.keywordBahayaid
dc.subject.keywordKerentananid
dc.subject.keywordMCDAid
dc.subject.keywordMitigasiid
dc.subject.keywordRisikoid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record