Analisis Kekeringan di Sumatera Saat Kejadian El Nino dan IOD Positif.
View/ Open
Date
2018Author
Guciano, Gebrina Putri
Rohmawati, Fithriya Yulisiasih
Hidayat, Rahmat
Metadata
Show full item recordAbstract
El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif merupakan fenomena yang mempengaruhi variasi curah hujan dan menyebabkan menurunnya curah hujan hingga terjadinya kekeringan di suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kejadian kekeringan di Sumatera saat terjadi kejadian IOD positif, El Nino, dan kombinasi keduanya menggunakan Standardized Precipitation Index (SPI). Data yang digunakan yaitu data curah hujan bulanan dari Climate Research Unit (CRU) dengan periode waktu 115 tahun (Januari 1901 - Desember 2015). Dengan menggunakan analisis komposit SPI pada tahun terjadinya masing-masing fenomena, diperoleh bahwa kekeringan lebih sering terjadi di wilayah Sumatera bagian Selatan/Southern Sumatra (SS) daripada wilayah Sumatera bagian Utara/Northern Sumatra (NS). Perbedaan tampak pada durasi dan tingkat keparahan kekeringan. Di wilayah SS, pada tahun terjadinya El Nino dan IOD positif secara bersamaan durasi kekeringan terjadi lebih lama (sekitar 7 bulanan) dan kategori kekeringan esktrem kering (SPI mencapai -2.00) terjadi lebih lama dibandingkan saat kejadian tunggal IOD positif dan El Nino. Sedangkan di wilayah NS, kategori kekeringan hanya berkisar antara kering sedang hingga kering kuat. Wilayah SS lebih dipengaruhi kuat oleh fenomena IOD positif daripada El Nino. Sebaran kekeringan di Sumatera yang terjadi pada tahun El Nino dan IOD positif bersamaan serta tahun IOD positif tunggal menunjukkan kekeringan dimulai pada bulan Juni-Juli-Agustus dan mencapai puncak pada bulan September-Oktober-November (SON). Jumlah kejadian kekeringan mengalami peningkatan dari periode 1901-1959 ke periode 1960-2015, begitu pula dengan jumlah kejadian El Nino dan IOD positif.