Show simple item record

dc.contributor.advisorCahyadi, Eko Ruddy
dc.contributor.advisorSarma, Ma'mun
dc.contributor.authorKusumastuti, Aprilia
dc.date.accessioned2019-01-16T09:54:02Z
dc.date.available2019-01-16T09:54:02Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95644
dc.description.abstractPenyakit adalah salah satu risiko yang harus dihadapi oleh industri ayam ras petelur di Indonesia. Penyakit sangat merugikan karena dapat menyebabkan kematian dan penurunan produksi. Paparan agen penyakit dalam rantai pasok adalah faktor penyebab infeksi penyakit. Biosekuriti adalah salah satu manajemen risiko untuk mengurangi risiko ini dengan membatasi paparan agen penyakit terhadap ayam ras petelur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi rantai pasok ayam ras petelur, menganalisis tingkat aplikasi biosekuriti dalam rantai pasok, dan melihat efek biosekuriti pada risiko penyakit dengan indikator tingkat kematian dan tingkat penurunan produksi. Kabupaten Bogor dan Sukabumi dipilih sebagai lokasi penelitian karena kedua kabupaten ini merupakan sentra peternakan ayam ras petelur di Jawa Barat yang memiliki kasus penyakit seperti Avian Infuenza yang cukup tinggi di Indonesia. Jumlah peternakan yang diambil sebagai responden dihitung dengan rumus Slovin sehingga diperoleh 71 peternakan secara convenient yang diambil datanya menggunakan kuesioner serta pencatatan recording. Sampel untuk pengepul, tukang potong, dan pasar unggas dilakukan secara snowball sampling berdasarkan penelusuran aliran rantai ayam petelur afkir. Data yang diperoleh berupa penerapan biosekuriti, tingkat kematian ayam petelur, dan tingkat produksi telur kemudian diolah dengan metode regresi linear berganda dan regresi tobit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aliran distribusi ayam petelur afkir melibatkan peternakan ayam ras petelur, pedagang ayam ras petelur afkir (pengepul, pedagang pasar unggas, tukang potong), dan konsumen akhir. Ayam petelur afkir didistribusikan dalam bentuk live bird yang dapat meningkatkan risiko penyakit. Penerapan biosekuriti peternakan ayam petelur pada tingkat sedang (36.7 dari skor maksimum 60) dan tingkat rendah pada pedagang ayam petelur afkir (22.75 dari skor maksimum 69). Hasil regresi pada peternakan ayam ras petelur menunjukkan bahwa penerapan biosekuriti dengan kontrol lalu lintas dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit sebanyak 0.892 kali dan dengan aplikasi isolasi sebanyak 1.267 kali. Penurunan produksi telur karena penyakit dapat dikurangi dengan kontrol lalu lintas sebanyak 3.359 kali. Sementara itu, penerapan biosekuriti belum memberikan hasil yang signifikan pada pedagang ayam petelur afkir. Hal ini menunjukkan bahwa biosekuriti dalam rantai pasok ayam petelur afkir perlu ditingkatkan sehingga pencegahan risiko penyakit dapat dioptimalkan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcManagementid
dc.subject.ddcRisk Managementid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleManajemen Biosekuriti dalam Pengendalian Risiko Penyakit pada Rantai Pasok Ayam Petelur di Jawa Baratid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordayam ras petelurid
dc.subject.keywordbiosekuritiid
dc.subject.keywordmanajemenid
dc.subject.keywordpenyakitid
dc.subject.keywordrantai pasokid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record