Show simple item record

dc.contributor.authorYusiana, Lury Sevita
dc.date.accessioned2010-04-29T06:30:37Z
dc.date.available2010-04-29T06:30:37Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/9552
dc.description.abstractTeluk Konga merupakan kawasan lingkungan pesisir yang masih alami dan indah disertai dengan budaya dan arsitektur vernakular yang masih terjaga. Hampir semua kekayaan sumber daya alam dan budaya merupakan aset potensial bagi pengembangan kepariwisataan di wilayah ini dan bila direncanakan dan dikelola dengan baik maka wisata dapat meningkatkan perekonomian kawasan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan lanskap guna mendukung pengembangan pesisir Teluk Konga sebagai kawasan wisata yang berkelanjutan yaitu suatu kawasan wisata yang indah, nyaman dan lestari serta memberi peluang kehidupan yang lebih baik bagi masyarakatnya. Pengamatan lapangan dilakukan selama tiga bulan dimulai pada Mei 2006. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk menilai kualitas lingkungan pesisir, potensi pengembangan kepariwisataan pesisir, serta tingkat akseptibilitas dan pemberdayaan masyarakat pesisir dalam kepariwisataan. Penilaian kualitas lingkungan pesisir dilakukan dengan menggunakan kriteria bersumber dari Bakosurtanal (1996) dan DKP (2003), penilaian potensi kepariwisataan pesisir dilakukan dengan menggunakan metode Mc Kinnon (1986) dan Gunn (1994), dan akseptibilitas masyarakat ditunjukkan dengan tingkat kesediaan masyarakat dalam menerima pengembangan lokasi menjadi kawasan wisata dan peluang pemberdayaan dinilai berdasarkan keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan perekonomian wisata dan pendukungnya. Integrasi antara tiga penilaian tersebut menghasilkan zona kesesuaian tapak untuk wisata, aktifitas dan fasilitas wisata pesisir yang selanjutnya akan dikembangkan menjadi tata ruang dan sirkulasi wisata pesisir. Analisis potensi wisata pesisir menghasilkan tiga zona pengembangan wisata, yaitu zona pengembangan wisata pesisir tinggi (desa Lewolaga dan Konga), zona pengembangan wisata pesisir sedang (desa Lamika, Lewoingu, Nobokonga dan Nurri), dan zona pengembangan wisata pesisir rendah (desa Watotika Ile). Pengembangan selanjutnya difokuskan pada zona pengembangan wisata pesisir tinggi, yaitu desa Lewolaga dan Konga. Ruang wisata yang dihasilkan ialah ruang utama (meliputi ruang wisata akuatik dan ruang wisata terestrial) dan ruang penunjang (meliputi ruang penerima dan ruang transisi). Rencana interpretasi wisata pesisir menghasilkan tiga alternatif jalur interpretasi dan media interpretasi wisata pesisir. Rencana pengembangan lanskap wisata pesisir Teluk Konga terdiri atas pengembangan lanskap wisata akuatik dan wisata terestrial serta program pengembangan obyek dan atraksi wisata dan usaha penataan lanskapnya. Pengelolaan wisata pesisir berkelanjutan dilakukan dengan menggunakan PHA untuk menentukan arahan pengelolaan jalur interpretasi wisata pesisir di Teluk Konga. Jalur alternatif 3 dengan mengutamakan nilai konservasi lingkungan akuatik dan terestrial dengan melindungi sumber daya alam dan melestarikan sumber daya budaya di Teluk Konga, terpilih sebagai jalur yang memiliki prioritas tinggi yang akan dikembangkan di Teluk Konga.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePerencanaan Lanskap Wisata Pesisir Berkelanjutan Di Teluk Konga, Flores Timur, Nusa Tenggara Timurid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record