Valuasi Sosial Perolehan dan Kehilangan Keanekaragaman Hayati Lahan Gambut (Studi Kasus: Dalam dan Sekitar Kebun BPME, Kabupaten Indragiri Hilir).
View/ Open
Date
2018Author
Rahmasari, Shinta Nur
Sunkar, Arzyana
Santosa, Yanto
Metadata
Show full item recordAbstract
Valuasi sosial terhadap perolehan dan kehilangan keanekaragaman hayati di
lahan gambut penting untuk dikaji, mengingat dampaknya terhadap penghidupan
masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk menduga nilai keanekaragaman hayati
berdasarkan persepsi masyarakat yang dilakukan di dua desa sekitar kebun kelapa
sawit BPME. Pengumpulan data menggunakan teknik sampling strata bertingkat,
yaitu responden dibagi menjadi dua kategori sesuai dengan ketergantungan mata
pencaharian pada kelapa sawit, yang dikelompokkan lebih lanjut berdasarkan lama
tinggal di desa kajian: penduduk asli, transmigran dan transmigran swakarsa
mandiri. Hasil menunjukkan bahwa persepsi terhadap satwa liar dan tumbuhan
sama bagi mereka yang berpenghasilan dari kelapa sawit maupun tidak. Tidak ada
variabel karakteristik individu yang memengaruhi persepsi sosial. Berdasarkan
persepsi masyarakat tentang kondisi keanekaragaman hayati saat ini, terdapat enam
jenis satwa liar dan dua jenis tumbuhan yang dinyatakan sebagai kehilangan,
sementara terdapat perolehan keanekaragaman hayati, yaitu dua jenis satwa liar.
Diantara semua jenis perolehan/kehilangan, hanya monyet ekor panjang (Macaca
fasicularis) dan burung gereja (Passer domesticus) yang memiliki nilai ekonomi
bagi masyarakat. Perolehan/kehilangan keanekaragaman hayati dalam hal ekologi
tidak selalu menjadi perolehan/kehilangan keanekaragaman hayati dari perspektif
sosial.