dc.description.abstract | Kayu jati hingga saat ini masih menjadi primadona khususnya untuk pembuatan
mebel kayu bermutu tinggi. Ketersediaannya yang semakin berkurang
mengakibatkan semakin pendek daur yang ditetapkan. Penelitian ini mengkaji
pengaruh perbedaan jarak tanam terhadap struktur anatomi dan beberapa sifat fisis
kayu jati dari tegakan hutan rakyat umur 8 tahun. Contoh uji berupa disk setebal 4-
5 cm dari tegakan 2 m x 2 m dan 3 m x 3 m pada areal yang sama. Struktur anatomi
diamati secara makro dan mikroskopis mengikuti prosedur standar, sedangkan sifat
fisis mengacu pada BS 373.57 yang dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perbedaan jarak tanam lebih memengaruhi ciri makroskopis terutama
keberadaan lingkaran tumbuh, serta warna dan porsi teras, sedangkan ciri
mikroskopis dan panjang seratnya tidak. Kadar air kondisi basah dan susut volume
total juga tidak dipengaruhi, sedangkan kestabilan dimensi dipengaruhi. Pengaruh
jarak tanam terhadap kerapatan dan BJ kayu juga ditentukan oleh perbedaan lokasi
kayu dalam batang. Secara keseluruhan, jarak tanam yang lebih sempit (2 m x 2 m)
lebih baik karena kayu yang dihasilkan lebih stabil, lingkaran tumbuhnya lebih
jelas, teras lebih gelap, porsi teras lebih banyak, kerapatan kayu di bagian peralihan
lebih tinggi, begitu pula BJ kayu bagian terasnya. | id |