dc.description.abstract | Dendrocalamus asper yang memiliki nama lokal bambu betung adalah salah
satu jenis bambu yang berdiameter besar sehingga dikenal juga sebagai rough
bamboo atau giant bamboo. Karena bentuknya yang besar tersebut, bambu betung
sering digunakan untuk bahan konstruksi. Masyarakat Indonesia sering
menggunakan bambu sebagai bahan konstruksi, namun masih menggunakan caracara
tradisional yang sederhana. Rancang bangun bangunan bambu modern
membutuhkan naskah standar (building code) untuk menjamin keselamatan
penggunanya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis variabel yang
berpengaruh terhadap kekuatan dan kapasitas lentur bambu betung dan
menggunakannya sebagai dasar klasifikasi kelas mutu bambu betung pada proses
pemilahan bambu. Pengklasifikasian bambu dilakukan menggunakan metode
confident band dan ISO 22156. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemilahan
struktural lebih baik berdasarkan kapasitas lentur dibandingkan kekuatan lentur
karena korelasi antara prediktor (qD2 dan qD) dengan EI dan Mmax lebih erat
daripada korelasi antara () dengan E dan MOR. Kekakuan (EI) dan Momen
maksimal (Mmax) dapat diduga dengan baik menggunakan qD2 dan qD sebagai
prediktornya. Momen maksimum (Mmax) dapat juga diduga dengan baik oleh
kekakuan batang (EI). Nilai-nilai qD2, qD, dan EI dapat diukur tanpa merusak
bambu sehingga mutu struktural bambu dapat diklasifikasikan berdasarkan salah
satu dari ketiga nilai tersebut. | id |