Show simple item record

dc.contributor.advisorKurnia, Anang
dc.contributor.advisorMuchlisoh, Siti
dc.contributor.authorSurida, Dian
dc.date.accessioned2019-01-15T03:18:19Z
dc.date.available2019-01-15T03:18:19Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95441
dc.description.abstractBadan Pusat Statistik (BPS) menyediakan data ketenagakerjaan melalui Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). Tujuan utama Sakernas adalah untuk memperoleh informasi tingkat pengangguran dan perubahannya dari waktu ke waktu di level nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota. Sakernas tahun 2011 sampai tahun 2014 merupakan Sakernas yang pelaksanaan surveinya dilakukan setiap triwulan dengan metode penarikan contoh yang dirancang secara panel rotasi. Unit contoh (rumah tangga) pada Sakernas panel rotasi dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok yang disebut dengan kelompok rotasi. Masing-masing kelompok rotasi merupakan subcontoh dari contoh lengkap. Nilai amatan pada setiap kelompok rotasi merupakan hasil rataan dari unit-unit contoh sebenarnya (hasil rataan dari 10 rumah tangga) yang terdapat pada setiap kelompok rotasi. Rotasi pada Sakernas triwulanan dilakukan dengan cara mempertahankan 3 4 contoh (kelompok rotasi) dari triwulan sebelumnya ditambah dengan 1 4 contoh yang baru. Terdapat permasalahan dalam pendugaan statistik ketenagakerjaan di level kabupaten/kota dengan menggunakan data Sakernas triwulanan, yakni ketidakcukupan ukuran contoh. Jumlah contoh pada data Sakernas triwulan I, II, dan IV dirancang hanya cukup untuk melakukan pendugaan sampai ke level provinsi. Pendugaan untuk level kabupaten/kota hanya dapat dipantau secara tahunan melalui data Sakernas triwulan III dengan cara menambah jumlah contoh menjadi 4 kali lipat dari jumlah contoh pada triwulan I, II, dan IV. Sehigga jika dilakukan pendugaan tingkat pengangguran di level kabupaten/kota pada triwulan I, II, dan IV dengan pendugaan secara langsung (direct estimation) tanpa penambahan contoh, maka akan menghasilkan galat baku yang besar sebagai akibat dari kecilnya ukuran contoh. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan melakukan kajian dalam menduga tingkat pengangguran di level kabupaten/kota secara triwulanan menggunakan data Sakernas panel rotasi ketika ukuran contoh tidak mencukupi. Metode pendugaan area kecil merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk menduga parameter pada suatu area dengan presisi yang memadai ketika ukuran contoh pada area tersebut terlalu kecil. Pendugaan area kecil menghubungkan area terkait melalui penggunaan informasi tambahan atau peubah penyerta seperti data sensus atau catatan administrasi lainnya yang memuat peubah dengan karakteristik yang sama dengan data survei. Pendugaan area kecil memiliki sifat meminjam kekuatan (borrowing strength) dari hubungan antara rataan area kecil dan informasi tambahan tersebut (Rao 2003). Muchlisoh (2017) menduga tingkat pengangguran di level kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat berdasarkan data Sakernas panel rotasi triwulan I tahun 2011 sampai triwulan I tahun 2014 menggunakan metode pendugaan area kecil dengan model Rao-Yu level unit. Penelitian ini mengabaikan keragaman akibat galat pengukuran (measurement error) pada kelompok rotasi. Galat pengukuran pada kelompok rotasi disebabkan oleh nilai kelompok rotasi yang merupakan rataan dari unit contoh pada kelompok rotasi yang bersesuaian. Jika permasalahan tersebut tidak ditangani dengan baik, maka galat pengukuran yang muncul akan mengurangi ketepatan pendugaan. Penelitian ini memodifikasi model Rao-Yu level unit pada survei panel rotasi dengan menambahkan pendekatan pseudo panel ke dalam model Rao-Yu level unit. Pada penelitian ini, kelompok rotasi dalam data Sakernas panel rotasi dianggap sebagai cohort dan disebut dengan pseudo unit. Penerapan metode pseudo panel ke dalam model Rao-Yu level unit dilakukan dengan cara menambahkan galat pengukuran dalam pseudo unit ke dalam model Rao-Yu level unit. Kajian simulasi dilakukan untuk mengevaluasi kebaikan model yang dikembangkan. Dalam simulasi ini, dilakukan perbandingan tiga metode pendugaan, yakni pendugaan langsung, model Rao-Yu level unit dan model Rao- Yu pseudo unit. Kajian simulasi menunjukkan bahwa semakin besar keragaman antar area, maka model Rao-Yu pseudo unit lebih baik dibandingkan model Rao- Yu level unit dalam menduga parameter yang menjadi perhatian. Kajian aplikasi menunjukkan bahwa prediksi tingkat pengangguran triwulanan di level kabupaten/kota di Jawa Barat berdasarkan data Sakernas panel rotasi tahun 2011 sampai 2014 dengan model Rao-Yu pseudo unit memberikan nilai dugaan yang lebih baik dibandingkan dengan pendugaan langsung dan model Rao-Yu level unit.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcStatisticsid
dc.subject.ddcStatistical Applicationid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titlePendugaan Area Kecil Berbasis Pseudo Unit dengan Pendekatan Galat Pengukuran pada Survei Panel Rotasiid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkelompok rotasiid
dc.subject.keywordpendugaan area kecilid
dc.subject.keywordpseudo panelid
dc.subject.keywordpseudo unitid
dc.subject.keywordSernakid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record