dc.description.abstract | Badan Pusat Statistik (BPS) menyediakan data ketenagakerjaan melalui
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). Tujuan utama Sakernas adalah untuk
memperoleh informasi tingkat pengangguran dan perubahannya dari waktu ke
waktu di level nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota. Sakernas tahun 2011
sampai tahun 2014 merupakan Sakernas yang pelaksanaan surveinya dilakukan
setiap triwulan dengan metode penarikan contoh yang dirancang secara panel
rotasi. Unit contoh (rumah tangga) pada Sakernas panel rotasi dikelompokkan ke
dalam beberapa kelompok yang disebut dengan kelompok rotasi. Masing-masing
kelompok rotasi merupakan subcontoh dari contoh lengkap. Nilai amatan pada
setiap kelompok rotasi merupakan hasil rataan dari unit-unit contoh sebenarnya
(hasil rataan dari 10 rumah tangga) yang terdapat pada setiap kelompok rotasi.
Rotasi pada Sakernas triwulanan dilakukan dengan cara mempertahankan 3 4
contoh (kelompok rotasi) dari triwulan sebelumnya ditambah dengan 1 4 contoh
yang baru.
Terdapat permasalahan dalam pendugaan statistik ketenagakerjaan di level
kabupaten/kota dengan menggunakan data Sakernas triwulanan, yakni
ketidakcukupan ukuran contoh. Jumlah contoh pada data Sakernas triwulan I, II,
dan IV dirancang hanya cukup untuk melakukan pendugaan sampai ke level
provinsi. Pendugaan untuk level kabupaten/kota hanya dapat dipantau secara
tahunan melalui data Sakernas triwulan III dengan cara menambah jumlah contoh
menjadi 4 kali lipat dari jumlah contoh pada triwulan I, II, dan IV. Sehigga jika
dilakukan pendugaan tingkat pengangguran di level kabupaten/kota pada triwulan
I, II, dan IV dengan pendugaan secara langsung (direct estimation) tanpa
penambahan contoh, maka akan menghasilkan galat baku yang besar sebagai
akibat dari kecilnya ukuran contoh.
Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan melakukan kajian dalam
menduga tingkat pengangguran di level kabupaten/kota secara triwulanan
menggunakan data Sakernas panel rotasi ketika ukuran contoh tidak mencukupi.
Metode pendugaan area kecil merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk
menduga parameter pada suatu area dengan presisi yang memadai ketika ukuran
contoh pada area tersebut terlalu kecil. Pendugaan area kecil menghubungkan area
terkait melalui penggunaan informasi tambahan atau peubah penyerta seperti data
sensus atau catatan administrasi lainnya yang memuat peubah dengan karakteristik
yang sama dengan data survei. Pendugaan area kecil memiliki sifat meminjam
kekuatan (borrowing strength) dari hubungan antara rataan area kecil dan informasi
tambahan tersebut (Rao 2003).
Muchlisoh (2017) menduga tingkat pengangguran di level kabupaten/kota
Provinsi Jawa Barat berdasarkan data Sakernas panel rotasi triwulan I tahun 2011
sampai triwulan I tahun 2014 menggunakan metode pendugaan area kecil dengan
model Rao-Yu level unit. Penelitian ini mengabaikan keragaman akibat galat
pengukuran (measurement error) pada kelompok rotasi. Galat pengukuran pada
kelompok rotasi disebabkan oleh nilai kelompok rotasi yang merupakan rataan
dari unit contoh pada kelompok rotasi yang bersesuaian. Jika permasalahan
tersebut tidak ditangani dengan baik, maka galat pengukuran yang muncul akan
mengurangi ketepatan pendugaan.
Penelitian ini memodifikasi model Rao-Yu level unit pada survei panel
rotasi dengan menambahkan pendekatan pseudo panel ke dalam model Rao-Yu
level unit. Pada penelitian ini, kelompok rotasi dalam data Sakernas panel rotasi
dianggap sebagai cohort dan disebut dengan pseudo unit. Penerapan metode
pseudo panel ke dalam model Rao-Yu level unit dilakukan dengan cara
menambahkan galat pengukuran dalam pseudo unit ke dalam model Rao-Yu level
unit.
Kajian simulasi dilakukan untuk mengevaluasi kebaikan model yang
dikembangkan. Dalam simulasi ini, dilakukan perbandingan tiga metode
pendugaan, yakni pendugaan langsung, model Rao-Yu level unit dan model Rao-
Yu pseudo unit. Kajian simulasi menunjukkan bahwa semakin besar keragaman
antar area, maka model Rao-Yu pseudo unit lebih baik dibandingkan model Rao-
Yu level unit dalam menduga parameter yang menjadi perhatian. Kajian aplikasi
menunjukkan bahwa prediksi tingkat pengangguran triwulanan di level
kabupaten/kota di Jawa Barat berdasarkan data Sakernas panel rotasi tahun 2011
sampai 2014 dengan model Rao-Yu pseudo unit memberikan nilai dugaan yang
lebih baik dibandingkan dengan pendugaan langsung dan model Rao-Yu level
unit. | id |