Show simple item record

dc.contributor.advisorSuprayudi, Agus Muhammad
dc.contributor.advisorJusadi, Dedi
dc.contributor.advisorJunior, Muhammad Zairin
dc.contributor.advisorArtika, I Made
dc.contributor.authorMeilisza, Nina
dc.date.accessioned2019-01-09T07:26:47Z
dc.date.available2019-01-09T07:26:47Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95340
dc.description.abstractIkan hias rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva) adalah spesies endemik dan rentan yang telah dapat dibudidayakan. Dalam budidayanya, ikan ini mengalami permasalahan yaitu menurunnya kualitas warna, serta rendahnya pertumbuhan dan sintasan. Pemberian pakan yang tepat merupakan salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pakan hias memiliki persyaratan yang spesifik terutama dalam hal pigmentasi untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas warnanya. Karotenoid adalah suplemen penting yang bertanggung jawab untuk warna, namun ikan tidak mampu menyintesisnya secara de novo sehingga harus mendapatkan asupan melalui pakan. Kemampuan ikan dalam memanfaatkan karotenoid bervariasi yang diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu (i) ikan seperti salmonid, yang memiliki kemampuan memodifikasi sangat terbatas sehingga tidak dapat melakukan biokonversi pigmen utama (astaksantin) dari β-karoten, lutein atau zeaksantin, tetapi dapat mentransfer astaksantin yang dimakan ke astaksantin tubuh, (ii) ikan dengan modifikasi karotenoid yang cukup luas seperti ikan mas merah dan maskoki, yang dapat melakukan biokonversi astaksantin dari lutein atau zeaksantin, tetapi tidak dari β- karoten, dan (iii) krustasea yang memiliki kemampuan biokonversi yang sangat berkembang sehingga dapat melakukan biokonversi β-karoten menjadi astaksantin. Pada ikan rainbow Kurumoi, biokonversi karotenoid menjadi pigmen utama astaksantin belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi peran karotenoid dalam pakan untuk kualitas warna, pertumbuhan dan status kesehatan ikan. Studi evaluasi ini dilakukan dalam lima tahap dimulai dengan pengujian kecernaan karotenoid dosis tunggal, evaluasi jenis dan dosis karotenoid sintetis, pengujian stres transportasi, pengujian ketahanan warna, dan optimalisasi karotenoid dalam pakan. Penelitian tahap pertama bertujuan untuk mengevaluasi dosis tunggal karotenoid 100 mg kg-1 dari astaksantin, cantaksantin, atau lutein dalam pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua pakan uji yang mengandung karotenoid dapat dicerna dengan baik dengan nilai koefisien kecernaan karotenoid dalam pakan sekitar 77-79%. Ikan yang diberi pakan astaksantin menunjukkan sintasan yang lebih baik, serta kecerahan warna, nilai kemerahan, dan karotenoid yang lebih cepat dicapai selama 28 hari. Penelitian tahap kedua bertujuan untuk mengevaluasi jenis dan dosis karotenoid terhadap kualitas warna, pertumbuhan, dan status kesehatan ikan rainbow Kurumoi. Benih ikan diberi perlakuan pakan uji yang terdiri atas tiga jenis karotenoid yaitu astaksantin (AS), cantaksantin (CS), lutein (LS) dan dua dosis karotenoid (130 dan 260 mg kg-1) dilambangkan dengan AS-130, AS-260, CS-130, CS-260, LS-130, LS-260 dan basal (tanpa karotenoid) sebagai kontrol. Ikan diberi makan selama 56 hari pemeliharaan. Hasil penelitian menunjukkan ii bahwa karotenoid dapat meningkatkan karotenoid total, persentase kromatofora, pertumbuhan, serta gambaran darah dibandingkan dengan kontrol. Pakan yang mengandung karotenoid juga mampu menurunkan antioksidan superoxide dismutase (SOD) dan produk peroksidasi lemak malonyl dialdehyde (MDA), serta mampu berperan dalam biokonversi ke vitamin A1 (retinol). Ikan yang diberi pakan astaksantin 260 mg kg-1 lebih baik dibandingkan dengan pakan uji lainnya. Penelitian tahap ketiga bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh jenis dan dosis karotenoid terhadap kortisol dan glukosa plasma ikan rainbow Kurumoi melalui stres transportasi. Ikan rainbow Kurumoi diberi perlakuan seperti tahap kedua selama 56 hari pemeliharaan. Setelah masa pemberian pakan uji selesai, simulasi stres transportasi dilakukan selama 15 jam. Konsentrasi kortisol dan glukosa plasma diukur selama stres transportasi pada 0 jam sebelum transportasi (H0-); dan 0 (H0+), 24 (H24), 48 (H48) dan 72 jam (H72) setelah transportasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan yang diberi pakan karotenoid cenderung mampu mereduksi stres dibandingkan pakan tanpa karotenoid. Pada tahap keempat, penelitian bertujuan untuk mengevaluasi ketahanan warna ikan terhadap pakan karotenoid. Penelitian dilakukan melalui pengujian ketahanan warna dengan pemberian pakan uji didesain seperti tahap dua atau tiga, masa perlakuan pakan uji selama 28 hari. Pasca perlakuan, pakan uji dihentikan dan diganti dengan pakan basal selama 7 hari pemberian. Sampling dilakukan pada awal dan akhir perlakuan pakan uji serta hari ke-3 (H3b), ke-5 (H5b), dan ke-7 (H7b) pascaganti dengan pakan basal. Pengamatan dilakukan terhadap kualitas warna dengan colorimeter, karotenoid total, serta persentase penutupan kromatofora. Penghentian pemberian pakan mengandung karotenoid dan menggantinya dengan pakan basal memberikan pengaruh terhadap ketahanan kualitas warna ikan. Penurunan kualitas warna ikan mulai terjadi pada hari ke-3 dan pada hari ke-7 pascahenti pakan karotenoid, kualitas warna semakin menurun. Tahap kelima bertujuan untuk mengevaluasi dosis optimal karotenoid untuk ikan rainbow Kurumoi. Pakan uji terdiri atas pakan basal ditambah dengan astaksantin sintetis (kandungan 10%) dari dosis rendah ke tinggi berturut-turut 0.6 g kg-1 (AS-R), 2.6 g kg-1 (AS-O), dan 5.1 g kg-1 (AS-T) juga dibandingkan dengan dua jenis karotenoid dari sumber alami Chlorella sp. 8.6 g kg-1 (Ch) dan Spirulina sp. 5.5 g kg-1 (Sp) dengan komposisi nutrien yang sama. Pakan uji diberikan selama 56 hari pemeliharaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa AS-O merupakan dosis optimal untuk pertumbuhan dan kualitas warna, sedangkan Ch dan Sp tidak berbeda dengan AS-R. Ikan dengan pakan AS-O sama efektif dengan astaksantin dosis tinggi (AS-T). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa karotenoid yang paling efektif adalah astaksantin dan dosis yang paling optimal adalah 260 mg kg-1. Hasil penelitian juga menunjukkan klasifikasi ikan hias rainbow Kurumoi dalam biokonversi pigmen utama astaksantin yaitu setipe dengan salmonid yang hanya memiliki kemampuan modifikasi karotenoid sangat terbatas. Dengan demikian, pemberian jenis dan dosis karotenoid yang tepat untuk ikan rainbow Kurumoi dapat meningkatkan kualitas warna, pertumbuhan, dan status kesehatannya. Hal ini juga dapat menjadi pendekatan bagi aplikasi karotenoid pada ikan hias sejenis lainnya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAquacultureid
dc.subject.ddcRainbowfishid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleKualitas Warna, Pertumbuhan, dan Status Kesehatan Ikan Rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva) dengan Suplementasi Karotenoid dalam Pakanid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordkarotenoidid
dc.subject.keywordkualitas warnaid
dc.subject.keywordMelanotaenia parvaid
dc.subject.keywordpertumbuhanid
dc.subject.keywordstatus kesehatanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record