Show simple item record

dc.contributor.advisorDjoefrie, Bintoro
dc.contributor.advisorLubis, Iskandar
dc.contributor.authorFathnoer, Veronica
dc.date.accessioned2019-01-07T03:28:17Z
dc.date.available2019-01-07T03:28:17Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95313
dc.description.abstractPotensi pati yang tinggi pada sagu dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber tanaman penghasil karbohidrat. Dibandingkan tanaman penghasil karbohidrat lainnya, sagu merupakan penghasil karbohidrat tertinggi yaitu 20-40 ton ha-1.Setiap tanaman sagu mampu memproduksi pati sagu sekitar 200-400 kg pati. Produksi sagu yang dikelola dengan baik dapat mencapai 25 ton pati kering/hektar/tahun setara dengan tebu dan lebih tinggi dibandingkan dengan ubi kayu dan kentang (10-15 ton/hektar/tahun). Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan keragaan pertumbuhan dan produktivitas aksesi sagu lokal yang memliki potensi pati tinggi yang dibedakan berdasarkan informasi masyarakat lokal dan keragaman morfologi serta keragaman genetik. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus 2016 hingga bulan Desember 2016 di Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Papua Barat. Analisis genetik dilakukan di Laboratorium Bioteknologi dan Molekular Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB. Analisis kandungan pati dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu 8 aksesi sagu lokal hasil eksplorasi. Data hasil morfologi secara keseluruhan dianalisis secara deskriptif, selanjutnya diolah menggunakan aplikasi STAR untuk menghasilkan dendrogram. Data karakter genetik dianalisis berdasarkan jumlah pita polimorfik yang terbentuk, selanjutnya diolah menggunakan program NTSYS-pc versi 2.02. Berdasarkan karakterisasi sagu, terdapat perbedaan karakter morfologi dari delapan aksesi sagu, seperti warna kuncup daun muda anakan, bentuk tajuk, jumlah daun, tinggi batang, keberadaan duri, kandungan pati, serta warna empulur dan pati. Aksesi Wasulagi merupakan satu-satunya aksesi yang tidak berduri. Berdasarkan hasil analisis RAPD ternyata berbagai aksesi sagu tersebut memiliki hubungan kekerabatan yang dekat yaitu aksesi Wafabala dan Wagelik sebesar 90%. Sebagian besar aksesi sagu tersebut merupakan aksesi unggul yang berpotensi untuk lebih dikembangkan karena memiliki kandungan pati lebih dari 200 kg batang-1. Aksesi Wasenan merupakan aksesi sagu yang memiliki potensi hasil tertinggi yaitu 361.51 kg batang-1. Berdasarkan perhitungan jumlah pohon masak tebang per hektar di hutan sagu alami Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, didapatkan pati kering sebanyak 28.86 ton ha-1 tahun-1.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAgronomyid
dc.subject.ddcSago Palmid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcPapua Baratid
dc.titleKarakterisasi Berbagai Aksesi Sagu (Metroxylon spp.) di Distrik Aimas Kabupaten Sorong, Papua Baratid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordpotensi produksiid
dc.subject.keywordgenetikid
dc.subject.keywordpatiid
dc.subject.keywordkeragamanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record