dc.description.abstract | Bekantan merupakan primata endemik Kalimantan Selatan. Perburuan,
perubahan guna lahan, kebakaran hutan dan ancaman predator telah menyebabkan
keberadaan bekantan semakin terancam. Berdasarkan peraturan pemerintah No.
7/1999 bekantan adalah hewan yang dilindungi. Terjadinya kebakaran merupakan
faktor yang sangat signifikan dalam menyebabkan berkurangnya habitat bekantan
di Kabupaten Tapin. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kesesuaian lanskap
habitat bekantan yang dilakukan dengan menggunakan metode Sistem Informasi
Geografis. Pemetaan dalam penelitian ini dilakukan dengan konsep scoring pada 4
variabel yang ditentukan yaitu batuan penyusun, sistem lahan, tutupan lahan, jarak
dari sungai. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa setelah overlay pada
masing-masing variabel yang ditentukan, didapatkan peta kesesuaian habitat
bekantan. Berdasarkan peta kesesuaian terdapat 30,3 Ha (40,6%) termasuk dalam
kelas yang sesuai dan 44,3 Ha (59,3%) termasuk dalam kelas yang paling sesuai.
Namun, jika dibuat dengan mempertimbangkan faktor pembatas maka diperoleh
44,5 (59%) dengan kesesuaian kelas 1. 9,4 ha (12,6%) termasuk dalam kelas 2. 20
ha (27%) termasuk dalam kelas 3 (Sesuai). Tutupan lahan dan variabel jarak dari
sungai merupakan variabel pembatas pada klasifikasi kelas kesesuaian habitat.
Untuk mengetahui jenis tumbuhan pada habitat bekantan di lokasi studi,
dilakukan dengan analisis vegetasi, menggunakan metode Systematic Purposive
sampling with random start. Lokasi studi disusun oleh 19 jenis tumbuhan bawah
dan 4 jenis pohon. Jenis dominan dan kodominan penyusun lanskap habitat
ekowisata bekantan tersebar secara teratur yang menunjukkan adanya persaingan
dalam mendapatkan hara dan ruang. Pada tingkat tumbuhan bawah di dominasi oleh
Stenochlaena palustris dan Scirpus grossus pada lokasi A dan B sedangkan pada
Lokasi C di dominasi Eleocharis dulcis dan Jussieua erecta. Pada jenis pepohonan
disusun oleh jenis Melaleuca cajuputi, Muntingia sp, Alstonia angustifolia, Shorea
balangeran, dan Albizia falcataria. Pada ketiga lokasi memiliki nilai kesamaan
yang rendah pada jenis tumbuhan bawah, tingkat semai, pancang.
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai daya dukung untuk rekreasi piknik
adalah sebanyak 1117 orang/tahun. Untuk kegiatan bersampan adalah 12783
orang/tahun untuk kegiatan memancing adalah 267.874 orang/tahun. untuk
kegiatan berkemah adalah 10548 orang/tahun. Untuk kegiatan interpretasi satwa
dan foto hunting adalah 38.000 orang/tahun. Hasil perhitungan daya dukung
terhadap kegiatan berenang adalah 15.697 orang/tahun. Sementara aspek
aksesibilitas menuju EBT merupakan permasalahan dalam pengembangan EBT,
karena sulitnya mengakses EBT. | id |